Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Selasa, 15 Februari 2022 | 13:42 WIB
Suasana Kampung Bule Nagoya Setelah Dua Tahun Pandemi, Para Pengusaha THM di Kawasan Ini Banyak Memilih Untuk Menutup Usahanya (partahi/suara.com)

SuaraBatam.id - Kawasan Kampung Bule, Nagoya, Batam, dulunya ramai wisatawan. Tempat itu dikenal sebagai lokasi pub dan bar yang kerap disinggahi wisatawan mancanegara.

Namun, sejak Covid-19 menyerang pada 2019, beberapa tempat hiburan di lokasi itu mulai menutup usahanya. Saat ini terlihat beberapa diantaranya sudah beralih untuk penyewaan kamar kos.

Covid-19 tak hanya berdampak pada sepinya pengunjung tetapi juga pada geliat ekonomi di sekitar pusat hiburan malam itu, seperti berdampak pada penyedia jasa transportasi.

Hal ini diakui oleh Joko (50), salah satu supir taksi yang sehari-hari mangkal di Kampung Bule.

Baca Juga: Sebanyak 30 Siswa SMP Negeri 9 Kota Batam Reaktif Antigen dalam Target Surveilans Dinkes

"Sekarang yah kayak gini aja. Datang pagi, sampai sore gak ada penumpang aku pulang," jelasnya saat ditemui di kawasan Kampung Bule, Selasa (15/2/2022).

Tidak hanya itu, saat ini sebagian rekannya sesama sopir taksi, bahkan rela menjual kendaraannya untuk dijadikan modal kembali ke kampung halaman.

"Sebagian lagi jual mobil, untuk modal usaha lain. Bahkan ada yang beralih ke online. Ada yg taksi online, ada yang ojek online," terangnya.

Joko sendiri mengaku saat ini masih dapat bertahan, dikarenakan memiliki langganan tetap yang masih membutuhkan jasa sebagai supir pribadi.

Walau begitu, Joko mengaku penghasilannya saat ini, sangat berbanding jauh di saat Kampung Bule masih menjadi primadona sebagai salah satu lokasi THM favorit bagi Wisman.

Baca Juga: Data Omicron di Batam Simpang Siur, Satgas Covid-19 Laporkan 111 Kasus, BTKL-PP: 280 Kasus

"Kalau dulu bisa terkadang wisman yang datang kasih tip Dollar. Kalau sekarang yang pasti bisa untuk operasional aja," paparnya.

Kesunyian yang saat ini terasa di kawasan Kampung Bule, ternyata juga dirasakan oleh para petugas parkir khusus kawasan tersebut.

Menurunnya pendapatan dari sektor parkir, juga mempengaruhi setoran parkir bagi Pemerintah Daerah.

"Jangan ditanya kalau dulu mas, target pendapatan kita kadang sudah bisa dapat walau belum sebulan. Sekarang paham-paham ajalah," tuturnya.

Tutupnya Pub dan Bar yang ada di kawasan tersebut, juga mempengaruhi petugas parkir yang biasa beroperasi.

"Dulu di sini ada 3-5 petugas parkir resmi. Sekarang kalau jam segini hanya aku aja," lanjutnya.

Saat ini petugas parkir di kawasan Kampung Bule, hanya berharap dari beberapa ritel modern yang masih tetap beropersional.

Selain dari beberapa rumah makan, dan lokasi tempat makan pinggir jalan yang juga masih tetap memilih untuk beropersional.

"Kalau dulu dapat Rp100 ribu itu gampang aja sehari. Sekarang dari ritel dan rumah makan itu, agak lama bisa capai angka itu mas," tuturnya.

Load More