Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Rabu, 19 Januari 2022 | 13:12 WIB
ilustrasi vaksinasi Covid-19. [Envato]

SuaraBatam.id - Pusat Medis Sheba Israel telah menyuntikkan vaksin ke empat atau penguat (booster) ke-2. Uji coba dilakukan di kalangan staf mereka dan meneliti efek booster Pfizer pada 154 orang setelah dua pekan.

Dari studi awal tersebut, menunjukkan bahwa suntikan dosis ke-4 vaksin COVID-19 meningkatkan kadar antibodi yang lebih tinggi dari dosis ke-3, namun tidak cukup manjur untuk mencegah infeksi Omicron.

Israel menjadi yang tercepat dalam meluncurkan vaksinasi COVID-19 pertama tahun lalu dan pada Desember otoritasnya mulai memberikan dosis ke-4 alias penguat ke-2 bagi kelompok-kelompok paling rentan dan berisiko tinggi.

Selain itu, Booster Moderna juga diteliti pada 120 orang setelah sepekan, kata direktur Unit Penyakit Menular Gili Regev-Yochay.

Baca Juga: Inspektorat Deli Serdang Sumut Gelar Vaksinasi Massal

Kelompok eksperimen itu dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan dosis ke-4. Partisipan kelompok Moderna adalah penerima dosis ke-3 vaksin Pfizer, kata pihak rumah sakit.

Dosis ke-4 meningkatkan kadar antibodi "bahkan sedikit lebih tinggi dibanding dengan apa yang kami peroleh dari dosis ketiga," kata Regev-Yochay.

"Tetapi, ini mungkin belum cukup (melawan) Omicron," katanya kepada awak media.

"Kini kami tahu bahwa kadar antibodi diperlukan untuk melindungi, dan mencegah infeksi Omicron mungkin terlalu tinggi bagi vaksin, sekalipun itu vaksin yang bagus."

Sejumlah temuan yang diungkapkan oleh rumah sakit merupakan temuan pertama di dunia dan masih awal serta belum diterbitkan.

Baca Juga: Persiapkan Hal Ini Sebelum Anak Dapat Vaksinasi Covid-19, Apa Saja?

Load More