Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Rabu, 05 Januari 2022 | 16:04 WIB
Perwakilan Pekerja saat melakukan pengecekan bahan makanan di posko keprihatinan upah (partahi/suara.com)

SuaraBatam.id - Aliansi Serikat Pekerja Serikat Buruh (SPSB) mendirikan posko keprihatinan upah yang berkonsentrasi di Taman Aspirasi, Batam Center.

Posko itu sudah seminggu dibangun di taman tersebut sebagai aksi protes secara damai buruh dan upaya mengajak Gubernur Kepri, Ansar Ahmad untuk kembali berdikusi mengenai UMK 2022 di Kepri, yang mengacu pada PP nomor 36 tahun 2021.

Kenaikan yang hanya sebesar 0,85 persen saat ini, diakuinya tidak sesuai dengan kenaikan harga komoditas pangan di pasaran Kota Batam.

"Walau memang Gubernur selalu tidak mengindahkan kami kaum buruh, dan bahkan melakukan kasasi ke Mahkamah Agung, terhadap putusan PTUN Tanjungpinang dan PTTUN Medan, yang menyatakan bahwa kami menang. Tapi kami masih tetap membuka ruang dialog kembali," jelas salah satu perwakilan SPSB, Ramon yang ditemui di lokasi posko keprihatinan upah.

Baca Juga: Simak! Kronologi Buruh Terobos Ruang Kerja Gubernur Banten Hingga WH Cabut Laporan

Saat ini Aliansi menjadwalkan akan terus melakukan aksi damai ini hingga dua bulan mendatang.

Aksi damai ini diakuinya akan langsung berakhir, apabila Gubernur Kepri, Ansar Ahmad memenuhi undangan Aliansi untuk berdialog di lokasi posko yang dianggap sebagai zona netral.

Namun, apabila tuntutan ini juga tidak kembali diindahkan, kaum pekerja di Kota Batam dan Kepulauan Riau, menolak untuk kembali memilih Ansar Ahmad dan para pemenang Pilkada saat ini, dalam pelaksanaan Pilkada 2024 mendatang.

"Tuntutan kami jelas, Batam terutama sebanyak 50 persen adalah kaum pekerja. Apabila tidak menemukan titik terang, maka kami tidak akan memilih pemenang Pilkada saat ini di Pildaka 2024 mendatang," tegasnya.

Saat ini, ada beberapa kegiatan yang sudah dijadwalkan oleh Aliansi selama melakukan aksi damai.

Baca Juga: Kemnaker Komitmen Tingkatkan Perlindungan Pekerja di Era Digitalisasi

Kedepan akan mengundang Direktur Bank Indonesia untuk melihat upah dari sektor ekonomi.

"Kita akan mengundang narasumber lainnya juga. Bahkan kita juga sudah berdialog dengan DPRD terkait dengan upah ini," ujarnya.

Tidak hanya itu, pada tanggal 14 Januari mendatang, Aliansi Buruh akan kembali melakukan aksi unjuk rasa secara besar-besaran.

"Target kami akan kembali melakukan aksi di Kantor Perwakilan Gubernur yakni di Gedung Graha Kepri, dan titik kumpul massa akan ditargetkan di Taman Aspirasi ini," tuturnya.

Suasana Taman Aspirasi Batam Center saat dilalui oleh warga (partahi/suara.com)

Pantauan di lokasi, saat ini telah berdiri dua tenda yang digunakan sebagai penginapan bagi para pekerja yang berjaga, satu unit tenda yang diperuntukan untuk dapur umum, serta tenda utama yang digunakan sebagai tempat berkumpul dan berdialog antar pengurus serikat pekerja yang mendapatkan tugas berjaga di lokasi posko tersebut.

"Tenda utama ini, bukan hanya sebagai lokasi kami saling berdialog dan tukar pikiran. Tapi juga kami gunakan sebagai lokasi untuk podcast, agar aksi damai kami dapat disaksikan tidak hanya warga Batam, tapi juga masyarakat Indonesia dan teman-teman serikat di Provinsi dan Kabupaten/Kota lain," jelas salah satu perwakilan SPSB, Ramon yang ditemui di lokasi posko keprihatinan upah.

Pemilihan lokasi aksi damai ini, diakui karena letak Taman Aspirasi yang berada dekat dengan Kantor Walikota Batam, Gedung DPRD Batam, dan berhadapan langsung dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Riau.

Posko Keprihatinan Upah ini juga dijaga selama 24 jam, sejumlah pekerja dibagi menjadi 3 shift, mulai dari pagi, sore dan malam, para pekerja yang ada di lokasi juga terdiri dari supervisor dan belasan anggotanya.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

Load More