SuaraBatam.id - Penyalahgunaan Narkotika dan obat terlarang (narkoba) masih tinggi di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Dikutip dari batamnews, sepanjang 2021, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau telah merehabilitasi 33 pecandu narkoba.
Kepala BNN Kabupaten Karimun, Eryan Noviandi menyebut, 8 dari 33 pecandu narkoba itu kini menjalani rawat inap di Loka Rehabilitasi Batam.
Sisanya 25 orang menjalani rawat jalan. Rentang usianya 16 hingga 43 tahun. Lalu, bagi yang menjalani rawat jalan di kisaran usia 24 sampai 50 tahun.
"Hasil asesmen dan konseling 8 pecandu ini tidak bisa untuk dirawat jalan, maka kita dorong ke Loka Rehabilitasi Batam. Dan yang rawat jalan datang secara voluntir ke klinik kita itu ada 25 orang," kata Eryan, Rabu (22/12/2021).
Para pecandu menjalani rawat jalan atau rawat inap melalui metode asesmen. Dalam mekanisme ini, ada 7 domain yang akan dipertanyakan pada calon rehab untuk menentukan pola perawatan.
Namun, bagi yang kronis atau pengguna yang teratur pakai, menjalani rehabilitas rawat inap di Kota Batam.
Kata dia, pecandu narkoba adalah mereka yang sakit dan perlu untuk diobati, agar tidak kecanduan lagi terhadap narkoba.
Baca Juga: Update Covid-19 di Kepri: Karimun Nihil Kasus, Batam Tersisa 1 Pasien
Menurutnya perlu dilakukan penguatan peran serta masyarakat sendiri agar bisa dengan suka rela mau melakukan perobatan ke BNN Karimun.
"Selama ini stigma di tengah masyarakat bahwa jika suka rela datang ke BNN karena sudah kecanduan akan ditangkap. Tentu ada upaya kita untuk melakukan proses rehabilitasi dengan kriteria-kriteria tertentu. Ini yang masih perlu kita sosialisasikan kepada masyarakat," katanya.
Diketahui, dalam upaya program pencegahan (P4GN) pihaknya telah merealisasikan 51 kegiatan kepada 25.480 orang yang terdiri dari berbagai kalangan masyarakat seperti pekerja, mahasiswa, maupun pelajar.
"Seluruhnya dilakukan baik secara daring dan luring. Kemudian juga dilakukan tes urine sebanyak 171 orang dalam 10 agenda kegiatan," ucapnya.
Selain itu, pihaknya telah membentuk penggiat dan relawan anti narkoba sebanyak 160 orang, serta membentuk 5 desa anti-narkoba melalui program 'Bersinar'.
Baca Juga: Sempat Nihil, Kini Muncul Lagi Satu Kasus Baru Covid-19 di Karimun
"Yang terpenting adalah membentengi diri dari narkoba adalah agama. Sehingga ke depan peran tokoh agama akan sangat diperlukan dalam mencegah peredaran narkoba," kata dia
Berita Terkait
-
Dituduh Bekingi Kartel Narkoba, Meksiko Kecam "Fitnah" dari AS
-
Radja Nainggolan Tersandung Kasus Narkoba, Ini 3 Fakta Unik Sang Pemain!
-
Seberapa Hebat Radja Nainggolan di Masa Lalu?
-
Sosok Radja Nainggolan, Baru Debut di Belgia Kini Ditangkap Polisi Dugaan Kasus Narkoba
-
Fakta Baru Kasus Radja Nainggolan Cs, Polisi Temukan 3 Senjata Api dan 3 Kg Kokain!
Terpopuler
- Kiper Diaspora dari Jerman Sudah Tiba di Indonesia, Langsung Gabung Skuad Garuda
- Norman Kamaru Sekarang Kerja Apa? Eks Briptu yang Dulu Viral Joget 'Chaiyya Chaiyya'
- Direktur Olahraga Belanda: Saya Pikir Timnas Indonesia Akan...
- Perdana Tunjukan Foto Anak Kedua, Rizky Billar Diprotes: Gusti...
- LHKPN Disorot Eks Penyidik KPK, Netizen Tak Percaya Harta Raffi Ahmad Rp1 Triliun: Napas Dia Aja Setara Gaji UMR
Pilihan
-
Bertemu di Karanganyar, Ahmad Luthfi Tugaskan Relawan Inventarisir Masalah Daerah
-
Dicari Aparat dan Warga, Suami Ini Malah Ditemukan Dugem di Bali
-
HUT Damkar Nasional di Bontang: 3.000 Peserta Hadir, Presiden Prabowo Dijadwalkan Datang, Anggaran Capai Rp 4 Miliar
-
Dinamika Politik Kaltim: MK Masih Berproses, Pelantikan Gubernur Tertunda?
-
Bandara 'VVIP' IKN Terdampak Banjir, Warisan Jokowi Disebut Hanya Kerusakan untuk Bangsa
Terkini
-
Waspada Buaya Lepas! Wisata Pantai Batam Diimbau Tingkatkan Keamanan Saat Liburan
-
Inilah 5 Perbedaan Samsung Galaxy A55 5G dengan Samsung Galaxy A35 5G
-
Longsor di Batam, 13 Orang Dievakuasi, 4 Masih Dicari
-
Konsultan Keamanan Siber: Tak Ada Serangan Siber Ransomware pada Sistem Perbankan BRI
-
Membongkar Hoax Ransomware yang Dikaitkan dengan BRI