
SuaraBatam.id - Pemerhati Anak Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Erry Syahrial berharap agar pelaku kekerasan terhadap lima siswa SMK Penerbangan Batam disanksi. Ia mendukung Polda Kepri mengusut tuntas laporan kekerasan tersebut.
"Kalau memang betul, harus di sanksi tegas. Biar ada efek jera, sebab sudah berulang kali terjadi," kata Erry Syahrial di Batam, Senin.
Ia mengaku prihatin, karena kasus kekerasan terhadap anak atau siswa masih kerap terjadi di dalam dunia pendidikan.
"Ini membuktikan bahwa dunia pendidikan, khususnya di Batam belum benar-benar ramah terhadap anak," katanya.
Berdasarkan pemantauannya, kasus kekerasan di SPN Batam beberapa waktu lalu sudah pernah diproses hukum, namun kenyataannya sampai sekarang masih tetap terjadi.
Mantan Ketua KPAID Provinsi Kepri itu pun meminta pengambil kebijakan pendidikan seperti Dinas Pendidikan, Kementerian Pendidikan, hingga KPAI mengambil sikap dan langkah tegas untuk menyelamatkan dunia pendidikan.
"Apakah sekolah itu tetap dilanjutkan atau ditutup, segera carikan solusi terbaik," ujarnya.
Hasil kajiannya, dugaan tindakan kekerasan di sekolah itu dilatarbelakangi kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh siswa.
Padahal, katanya, pihak sekolah tidak boleh sewenang-wenang memberi menghukum siswa, apalagi sampai mencederai fisik anak.
Baca Juga: Polisi Temukan Bukti: 5 Siswa SPN Batam Dirantai
"Kalau memang melakukan kesalahan, ada SOP dan proses pembinaan, bukan dengan tindak kekerasan," ujarnya.
Lanjut dia, hal ini harus dipahami oleh pihak sekolah dan guru dalam mengawasi anak bermasalah. Erry menyarankan guru-guru di sekolah itu perlu diberikan pelatihan rutin, misalnya tentang Undang-Undang Perlindungan Anak.
"Guru harus sesuai kapasitas, artinya kalau dia psikolog, ditempatkan di bagian Bimbingan Konseling. Jadi tidak sembarangan tunjuk, apalagi guru yang tidak punya keahlian mengawasi anak bermasalah," katanya menegaskan.
Erry berharap pemerintah daerah maupun pusat menjamin hak siswa SMK Penerbangan Batam untuk tetap bersekolah. Khusus siswa yang mengalami kekerasan, segera direhab agar traumanya hilang.
"Kasus ini tengah menjadi perhatian serius semua pihak, terutama dunia pendidikan nasional," ucap Erry.
Sementara itu, pendamping UPTD PPA Provinsi Kepri Tetmawati Lubis turut menyayangkan dugaan kekerasan terhadap lima SMK Penerbangan Batam.
Berita Terkait
-
Diduga Libatkan Guru Besar Unsoed, IKAPOL Desak Transparansi Penanganan Kasus Kekerasan Seksual
-
Di Balik Seragam Pelindung Anak, Oknum ASN UPTD PPA Bengkulu Tega Cabuli Gadis Korban Kekerasan
-
Salah Satu Guru Besarnya Diduga Berbuat Cabul terhadap Mahasiswi, Begini Jawaban Rektorat Unsoed
-
Oknum Guru Besar Fisip Unsoed Diduga Lakukan Pelecehan Seksual terhadap Mahasiswi
-
Ironi 41 Tahun CEDAW, LPSK Beberkan Fakta Pilu: Perempuan Korban Kekerasan Malah Dikriminalisasi
Terpopuler
- RESMI! PSSI Tolak Pemain Keturunan ini Bela Timnas Indonesia di Ronde 4
- 5 Sepatu Adidas Terbaik 2025: Ikonik, Wajib Dimiliki
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 22 Juli: Klaim Skin Evo dan Bundle Squid Game
- Rp6 Juta Dapat Motor BeAT Bekas Tahun Berapa? Ini Rekomendasinya!
- 47 Kode Redeem FF Terbaru 22 Juli: Ada Skin SG, Reward Squid Game, dan Diamond
Pilihan
-
Menko Airlangga: Perang Thailand-Kamboja Belum Jadi Ancaman Ekonomi RI, Tapi Tetap Waspada!
-
Fenomena 'Rojali' Hantui Mal: BPS Ungkap Kelas Rentan Tercekik, Orang Kaya Ikut 'Ngerem' Belanja!
-
Termasuk Abraham Samad, Jokowi Ungkap Alasan 12 Orang Dilaporkan ke Polisi
-
Jumlah Orang Miskin RI Tembus 23,85 Juta Jiwa
-
PSSI Berantas Agen Bodong, Ini 3 Pemain Asing Liga Inggris yang Gagal di Indonesia
Terkini
-
Ajukan BRI Easy Card via Online, Nikmati E-Voucher Spesial Senilai Rp100 Ribu
-
Warga Batam Siap-siap! Listrik Padam 23-25 Juli 2025, Cek Wilayahmu
-
BRImo Catat Pertumbuhan Pengguna 21,2%, Capai 42,7 Juta Berkat Kemudahan Bertransaksi
-
Pinjol Ilegal Hantui Desa, BRI Siapkan Jurus Pamungkas Lewat Koperasi Merah Putih
-
Dividen Menggiurkan, Saham BBRI Jadi Primadona Setelah Program Kopdes Merah Putih Diluncurkan