SuaraBatam.id - Para pencari suaka asal Afganistan di Batam, Kepulauan Riau berunjuk rasa di depan Kantor Imigrasi Khusus Kelas I Batam, Selasa (23/11/2021) pagi.
Aksi tersebut masih menuntut proses pemindahan mereka ke Negara tujuan ketiga yakni Australia, Canada, Amerika, New Zealand.
Aksi yang sebelumnya berlangsung damai, namun berubah ricuh saat para demontrasi mencoba melawan petugas kepolisian saat tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 wib.
Dikarenakan tidak mengantongi izin, polisi dengan berpakaian bebas langsung berusaha membubarkan massa.
Baca Juga: Satpolairud Batam Gagalkan 8 Migran ke Malaysia, Sempat Kabur, Boat Tabrak Bakau
Mereka juga mengamankan spanduk dan selebaran yang dibawa oleh massa aksi.
"Tolong segera kembali ke penampungan. Kalian tidak memiliki izin untuk melakukan aksi. Kami akan sediakan kendaraan agar kalian dapat kembali sekarang," tegas salah petugas Kepolisian yang berada di lokasi kepada para pencari suaka.
Namun himbauan tersebut, juga terlihat tidak diindahkan oleh massa aksi.
Salah satu peserta aksi, Hussein Ameni menuturkan tujuan kedatangannya bersama para pencari suaka, masih dalam menyampaikan tuntutan pemindahaan mereka.
Para pencari suaka ini hanya minta agar Pemerintah Indonesia segera memfasilitasi pindah ke empat Negara yakni Australia, Canada, Amerika, New Zealand.
Baca Juga: Heboh Seorang Pengunjung di Pantai Galang Batam Digigit Cacing Laut, Kakinya jadi Begini
"Karena kami ingin memulai lagi kehidupan kami di negara tersebut. Sampai sekarang janji tersebut tidak dapat terealisasi," ungkapnya.
Ali Akbar, salah satu pencari suaka lainnya, mengaku sudah merasa sangat tertekan berada di Kota Batam yang ditunjuk UNHCR sebagai lokasi pengungsian.
Salah satu alasan lain oleh para pengungsi, dikarenakan aduan ke pihak Imigrasi yang juga tidak ditanggapi hingga saat ini.
"Kami komunikasi ke Imigrasi juga tidak direspon sama sekali hingga sekarang," terangnya di sela-sela aksi.
Perseteruan antara massa dan petugas Kepolisian sendiri akhirnya berangsur mereda, setelah diskusi panjang yang kembali dilakukan oleh kedua belah pihak.
Pantauan di lokasi, diskusi ini sendiri sempat berlangsung sekitar satu jam, hingga akhirnya massa aksi memilih untuk meninggalkan lokasi, dengan pengawalan dari petugas Kepolisian, dan Satpol PP Kota Batam.
Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait
Berita Terkait
-
Dirjen Imigrasi akan Deportasi WNA Arab Saudi Penganiaya Marbot Masjid di Cisarua
-
Dirjen Imigrasi Tangkap Penganiaya Marbot Masjid di Cisarua: Dokumen Sudah Overstay
-
Plt Dirjen Imigrasi Dicecar 25 Pertanyaan Oleh KPK, Data Perlintasan Harun Masiku Dibeberkan
-
Rekrut Belasan WN Vietnam, Pemilik Klinik Bedah Plastik Ilegal di Pluit Masih Misterius
-
Nyamar jadi Pasien, Imigrasi Ciduk 17 WN Vietnam Kasus Klinik Bedah Plastik Ilegal di Jakut
Tag
Terpopuler
- Jairo Riedewald: Saya Tidak Bisa...
- Jairo Riedewald: Saya Cuma Kelinci Percobaan
- Gibran Disebut Ikut Selamatkan Warga Los Angeles saat Kebakaran, Netizen: Nyelamatin IPK Aja Nggak Bisa
- Thom Haye Bicara Potensi Dilatih Patrick Kluivert: Sulit...
- Patrick Kluivert: Mees Hilgers, Calvin Verdonk, dan Jay Idzes
Pilihan
-
5 Pemain Keturunan Belanda yang Paling Menyita Perhatian di Liga Indonesia
-
Hino Keluhkan Banjir Truk China di Indonesia
-
Manajer Pastikan Arlyansyah dan Figo Dennis Tetap di PSIM Yogyakarta
-
Sadis! Rekonstruksi Tawuran Geng di Pontianak, Usus Remaja Terburai Disabet Celurit 180 cm
-
Cara WNI Pindah Kewarganegaraan Jepang, Ternyata Tidak Serumit Itu!
Terkini
-
Longsor di Batam, 13 Orang Dievakuasi, 4 Masih Dicari
-
Konsultan Keamanan Siber: Tak Ada Serangan Siber Ransomware pada Sistem Perbankan BRI
-
Membongkar Hoax Ransomware yang Dikaitkan dengan BRI
-
BRI Menjamin Keamanan Data dan Dana, Transaksi Tetap Normal
-
Natal Romantis di Batam? Ada Paket Lengkap di Hotel Santika!