SuaraBatam.id - Adakah jejak G30S/PKI di Batam? Mungkin akan menjadi satu pertanyaan yang dicari di laman Google bertepatan tanggal 30 September ini.
Merunut catatan sejarah, tanggal 30 September atau tepatnya pada tahun 1965 adalah peristiwa kelam yang tak lekang dalam ingatan bangsa Indonesia.
Sebuah tragedi pemberontakan yang dianggap sebagai kudeta, ditandai dengan penghianatan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan puncak peristiwanya pembunuhan terhadap 7 perwira TNI.
Akibat peristiwa tersebut, 30 September tahun 1965 dan setelahnya menjadi momentum penumpasan simpatisan PKI di berbagai daerah di Indonesia.
Pertanyaan yang muncul, Bagaimana dengan Batam saat itu?
Memang, sangat nihil literasi yang memuat sejarah atau kisah G30S/PKI di Batam, bisa dikatakan tidak ada. Di internet sekalipun, tidak ditemukan sumber-sumber atau tulisan-tulisan terkait topik tersebut.
Atau, pada kenyataanya, apa sama sekali tidak ditemukan simpatisan atau pelarian PKI di pulau yang baru dikembangkan sekitar tahun 70an ini?
Hartoyo, seorang tokoh masyarakat di Batam sedikit menguak kisah dibaliknya. Laki-laki ini lfahir pada tahun 1953 di Pulau Sambu dan melewati masa kecil di Pulau Belakang Padang pada tahun 1965.
Ia masih merekam peristiwa yang dilihatnya saat duduk di bangku SD.
Baca Juga: Punya Kartu Intelijen, Gembong PKI Dalang G30SPKI Bebas Bersembunyi di Sarang Tentara
Untuk diketahui, Pulau Belakangpadang merupakan pulau-pulau terdekat dengan Batam yang lebih dulu ramai penduduk pada masa itu. Selain itu, ada juga Pulau Buluh dan Pulau Sambu.
Sebelum menjadi Kotamadya, Batam awalnya masih berstatus kecamatan dengan ibu kota kecamatan di Pulau Buluh.
Menurut Hartoyo, tidak ditemukan pelarian maupun simpatisan PKI di Batam pada masa itu. Namun, tetap saja ada peristiwa penangkapan.
"Seingat saya tidak ditemukan pelarian PKI di Batam, tapi anehnya ada yang ditangkap-tangkapin, ada yang diintrogasi, kemudian dilepaskan lagi," kata dia, Senin 27 September saat diwawancarai di kantornya, di Tiban Batam.
Orang-orang yang ditangkap yang dimaksud Hartoyo adalah sukarelawan atau rakyat sipil yang dilatih militer sebelumnya untuk menghadapi konfrontasi Malaysia.
"Saat itu kita kan lagi konfrontasi dengan Malaysia juga, jadi ada sukarelawan yang dilatih untuk itu, mereka warga sekitar Pulau Batam, ada juga karyawan yang bekerja di perusahaan minyak yang saat itu juga ikut berlatih," jelas Hartoyo.
Berita Terkait
-
Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Polisi, Data Kedubes AS Ungkap Dugaan Pembantaian Massal
-
Potret Presiden Prabowo Pimpin Langsung Upacara Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
"Mundur Kebangetan!" Sejarawan Geram Pemerintah Paksakan Narasi Tunggal G30S/PKI
-
Arsitektur Sunyi 'Kremlin', Ruang Siksa Rahasia Orba yang Sengaja Dilupakan
-
Malam Ini 3 Stasiun TV Nasional Tayangkan Film Legendaris G30S PKI, Mana Saja?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Kapal di Karimun Diamankan, Ternyata Bawa Narkoba dan Kayu Tanpa Dokumen
-
Wakil Kepala BGN Ingatkan Pihak Terkait MBG Bekerja Sama dengan Baik
-
BGN Minta Mitra dan Yayasan Peduli Terhadap Siswa-siswi Penerima Manfaat
-
Pejabat Utama dan Kapolres di Polda Kepri Dimutasi, Berikut Namanya
-
Anggota Polisi di Kepri Jalani Sidang Etik usai Diduga Aniaya Pacar