Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Selasa, 21 September 2021 | 18:12 WIB
Kejayaan Pelabuhan Negeri Riau Abad ke 17, Ini Bukti-bukti Sejarahnya
Pelabuhan Tanjungpinang saat ini (foto; Antara)

Perairan Iyu Kecil Nongsa merupakan bagian dari perairan Selat Malaka dengan perlintasan kapal yang padat, dangkal, dan sempit, sehingga diperlukan wajib pandu di perairan tersebut.

"Dengan wajib pandu di daerah tersebut, maka akan memberikan rasa aman dan nyaman serta mengurangi pencemaran laut akibat kecelakaan kapal yang melintasi perairan tersebut, “jelas Ridwan.

Selanjutnya, Pelindo I turut memperluas jaringan dengan melakukan kolaborasi dan partnership. Pelindo I bekerja sama dengan berbagai pihak untuk optimalisasi bisnis marine service. Salah satu mitra yang digandeng adalah PT Kawasan Industri Dumai (KID). Kolaborasi kedua belah pihak ditandai dengan penandatanganan kerjasama operasi pelayanan jasa pemanduan, penundaan dan jasa lainnya di Jakarta pada Maret 2021.

Kerja sama tersebut dilakukan untuk kegiatan pelayanan kapal di Tersus milik PT KID – Pelintung dalam jangka waktu selama 5 tahun. Hal ini merupakan bentuk komitmen Pelindo I dalam pemenuhan kewajiban sebagai operator pelabuhan dalam memberi kepastian Keselamatan Pelayaran.

Baca Juga: Mengintip Potensi Luar Biasa Budidaya Rumput Laut di Kepulauan Riau

Terakhir adalah dengan menerapkan IoT pada sektor bisnis marine service. Pelindo I terus menginisiasi dan mengembangkan sejumlah layanan digital di seluruh lingkungan Pelindo I yang didesain khusus bagi para pengguna jasa agar dapat diakses secara mudah, aman, dan di mana saja.

Layanan digital kepelabuhanan yang dikembangkan Pelindo I berupa i-Marine dan Port Operation Command Center (POCC). Pelindo I juga akan meningkatkan pasar pelayanan kegiatan ship to ship (STS) di cabang pelabuhan Tanjung Balai Karimun dan Pulau Nipah, Kepulauan Riau.

Sistem i-Marine dapat membantu pengguna jasa membuat perencanaan tambat, layanan online meeting, informasi posisi kapal, layanan pemanduan dan penundaan secara online, air kapal, dispatching pilot assignment, dan tugboat secara real time. Ada pun sistem POCC digunakan sebagai pusat kendali dan koordinasi pelayanan kapal dan terminal serta monitoring antrean kapal.

Lanjut Ridwan menjelaskan sistem i-Marine dan POCC ini memiliki kontribusi signifikan dalam mendukung bisnis kepelabuhanan, seperti memaksimalkan ketepatan perencanaan penambatan, meningkatkan kinerja operasional, memastikan tercapainya one day billing, ketepatan dalam koordinasi dan pengambilan keputusan serta menyediakan informasi jadwal kegiatan kapal, bongkar muat, dan kegiatan operasional pelabuhan lainnya secara real time.

Pengembangan layanan bisnis marine service juga seiring dengan peningkatan layanan digitalisasi pelabuhan untuk memberikan kemudahan dan nilai tambah bagi Pelindo I.

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Mie Tarempa, Kuliner Khas Kepulauan Riau yang Menggoda

Harapannya, Pelindo I mampu memberikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh para pengguna jasa.

Masa depan pelabuhan Indonesia

Seakan ingin mengulang kembali kejayaan pelabuhan Nusantara masa lampau, untuk masa depan pelabuhan Indonesia yang lebih baik. Pemerintah pusat melalui Kementerian BUMN mengambil kebijakan merger PT Pelindo yang direncanakan mulai berjalan 1 Oktober 2021.

Mengutip KBBI, Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan sehingga terbentuk sebuah bisnis hasil merger yang baru.

Dengan begitu, Pelindo yang dulunya dibagi per wilayah kerja yakni Pelindo I, II, III dan IV. Maka sebentar lagi akan beralih status menjadi satu layanan kepelabuhan Indonesia atau BUMN Pelabuhan Indonesia (Persero).

Direktur SDM Pelindo III Edi Priyanto dalam Webinar Executive Talks yang ditaja Airangga Executive Education, Rabu (15/9), mengatakan penggabungan empat badan usaha itu diharapkan dapat meningkatkan konektivitas nasional, standarisasi layanan pelabuhan nasional dan layanan logistik yang integerasi.

Load More