Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Selasa, 17 Agustus 2021 | 13:00 WIB
Pahlawan Nasional Dari Kepulauan Riau, Berjuang Lawan Penjajah Hingga Evolusi Bahasa
Raja Kerajaan Melaka Sultan Mahmud Riayat Syah (Wiki)

Berkat jasanya, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono memberikan gelar Pahlawan Nasional kepadanya pada 10 November 2004 melalui SK Presiden No.089/TK/Tahun 2004.

Raja Haji Ali lahir tahun 1808 di Selanggor. Beliau adalah putra dari Raja Ahmad dan cucu dari Raja Haji Fisabililah (saudara dari Raja Lumu, Sultan pertama dari Selangor). RAH juga merupakan keturunan dari prajurit Bugis yang datang di daerah Riau pada abad ke-16.

Raja HAji Ali mendapat ilmu bahasa pada tahun 1822 saat mengikuti ayahnya pergi ke Betawi. RAH juga menimba ilmu bahasa arab dan ilmu agama di Mekkah sekaligus berhaji pada tahun 1828.

Pada tahun 1845, RAH menjadi penasehat agama di Kesultanan Riau-Lingga. Pada saat inilah RAH sangat produktif dalam menulis sastra, pendidikan dan kebudayaan.

Baca Juga: Polisi Ungkap Bisnis Surat Antigen Palsu di Tanjungpinang, Begini Modusnya

Karya terkenalnya, Gurindam Dua Belas lahir pada tahun 1846. Karya ini dipublikasikan oleh E. Netscher pada tahun 1854.

Selain itu, Bustan al-Kathibin ditulis pada tahun 1857 di Betawi. Karyanya yang menjadi acuan bahasa melayu adalah Kitab Pengetahuan Bahasa, yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga.

Buku ini merupakan kamus satu bahasa pertama yang ada di Indonesia saat itu. Buku ini sendiri ditetapkan sebagai pedoman Bahasa Indonesia dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928.

Tanggal meninggalnya RAH masih banyak diperdebatkan. Dilansir dari laman biografinya, ada sumber yang menyatakan RAH meninggal pada 1872.

namun, ada pula yang menyatakan RAH meninggal di Pulau Penyengat pada 1873. Pujangga ini dikebumikan di pemakaman Engku Putri Raja Hamidah.

Baca Juga: Tanjungpinang Hampir Jadi Milik Singapura, Sejarah Panjang Kota Penting Kesultanan Johor

Load More