Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Kamis, 12 Agustus 2021 | 22:11 WIB
Ilustrasi biomassa napier grass atau biasa disebut rumput gajah. [Shutterstock]

Terlebih, pemanfaatan biomassa yang bersumber dari hutan tanaman industri menjadi energi hijau yang berkelanjutan bisa memberi dampak positif untuk pengurangan emisi karena sifatnya yang karbon netral.

Budi juga mengungkapkan, pembangkit listrik biomassa terbukti bisa mengurangi biaya pembangkitan dan impor BBM karena memanfaatkan sumber daya lokal.

Untuk catatan, berdasarkan data dari Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi bioenergi mencapai 32,6 gigawatt. Namun, saat ini baru 1,9 gigawatt atau sekitar 5,7 persen yang dimanfaatkan.

Bioenergi merupakan salah satu energi ramah lingkungan yang bisa diperoleh dari sumber biologis. Biasanya berupa limbah industri kayu, jerami, hasil pertanian seperti tebu dan singkong yang dapat diolah menjadi bahan bakar.

Baca Juga: Lengkap! Cara Mendapat Stimulus Listrik Gratis Periode Agustus 2021 di Jakarta

Selain itu, biomassa juga bisa didapatkan dari kotoran hewan dan sampah organik yang dikonversi menjadi energi dan menghasilkan bioenergi. Energi dari biomassa merupakan salah satu bagian dari siklus karbon.

Pemanfaatan teknologi bioenergi tidak hanya meningkatkan ketahanan energi nasional, tetapi memberikan kontribusi bagi penyediaan energi bersih yang dapat menekan emisi karbon.

Load More