Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Jum'at, 11 Juni 2021 | 11:05 WIB
Ilustrasi sedekah (Shutterstock)

SuaraBatam.id - Panutan umat Islam, Nabi Muhammad sangat menganjurkan umatnya untuk bersedekah. Namun, bagaimanakah anjuran sedekah dengan saudara sendiri? Atau lebih baik kepada orang lain?

Terkait hal ini sebenarnya sudah dijelaskan di beberapa hadits. Melansir NU Online, hadist riwayat Ahmad dan Abu Dawud yang dikutip dari Kitab Ibanatul Ahkam Syarah Bulughul Maram karya Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Sayyid Alwi Abbas Al-Maliki menjelaskan:

“Dari sahabat Abu Hurairah RA, ia bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah sedekah yang paling utama?’ Rasul menjawab, ‘Sedekah orang sedikit harta. Utamakanlah orang yang menjadi tanggung jawabmu.”

Berdasarkan hadits riwayat Abu Dawud dan An-Nasa’i perihal keutamaan sedekah secara berjenjang terhadap diri sendiri, anak, pelayan, dan seterusnya disebutkan:

Baca Juga: Gisel Dituding Hina Istri Nabi Muhammad, Gegara Kuda Tunggangan Saat Liburan

“Dari sahabat Abu Hurairah RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda, ‘Sedekahlah kalian!’ Seorang sahabat berkata, ‘Ya Rasul, aku punya satu dinar?’ Rasul menjawab, ‘Sedekah kepada dirimu sendiri.’ Ia berkata, ‘Aku masih punya uang lagi?’ ‘Sedekah kepada anakmu,’ jawab Rasul. Ia berkata, ‘Aku masih punya uang?’ Rasul menjawab, ‘Sedekah kepada pelayanmu.’ Ia berkata lagi, ‘Aku masih punya uang lainnya?’ Rasul menjawab, ‘Kamu lebih tahu sedekah kepada siapa lagi.’” (HR Abu Dawud dan An-Nasai. Ini hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Al-Hakim).

Kemudian, selanjutnya ada pula hadist panjang yang menjelaskan keutamaan sedekah terhadap pasangan, kerabat, dan keutamaan memprioritaskan mereka. Hadits ini diriwayatkan Bukhari dan Muslim dan dijelaskan dalam Kitab At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif karya Syekh Zakiyyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri.

“Dari Zainab, istri Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW suatu hari bersabda, ‘Wahai kalangan perempuan, sedekahlah kalian meski itu barang perhiasan kalian!’ aku kemudian pulang menemui Abdullah bin Mas’ud. Kubilang, ‘Kau ini pria yang fakir. Sedangkan Rasulullah memerintahkan kami bersedekah. Temui dan tanyalah Rasulullah (soal sedekah kepadamu). Jika (sedekah kepada suami) itu memadai, (maka cukuplah bagiku). Tetapi jika tidak, aku akan menyalurkannya kepada orang lain.’ ‘Tidak mau, kau saja yang menemuinya,’ kata Ibnu Mas’ud. Lalu aku berangkat. Tiba-tiba ada seorang perempuan di muka pintu Rasulullah yang memiliki hajat yang sama denganku. Sementara Rasulullah adalah pria yang berwibawa. Bilal keluar menemui kami. ‘Sampaikan, ‘Dua perempuan di muka pintu bertanya kepadamu. Apakah sedekah keduanya kepada suami mereka dan anak-anak yatim asuhan mereka itu memadai?’ Tapi jangan bilang siapa kami (yang bertanya),’ kubilang kepada Bilal. Ia kemudian masuk menemui Rasulullah dan menyampaikan pertanyaan kami. ‘Mereka berdua siapa?' kata Rasul kepada Bilal. ‘Satu perempuan Anshor. Satunya Zainab.’ ‘Zainab yang mana?’ ‘Zainab istri Ibnu Mas’ud,’ jawab Bilal. Rasul berpesan kepada Bilal, ‘Mereka berdua mendapat dua pahala sekaligus, pertama pahala (menjaga) kekerabatan, kedua, pahala sedekah.’” (HR Bukhari dan Muslim. Lafal hadits oleh Imam Muslim).

Sementara dibawah ini hadits riwayat An-Nasa’i dan At-Tirmidzi dengan muatan hadits yang serupa, yaitu perihal keutamaan sedekah terhadap kerabat dekat. (Al-Mundziri, 1998 M: I/424),

“Dari Salman bin Amir RA, dari Nabi Muhammad SAW, ia bersabda, ‘Sedekah kepada orang miskin (bernilai) satu sedekah. Tetapi sedekah kepada kerabat (bernilai) dua sedekah, pertama pahala sedekah, kedua pahala (jaga) silaturrahim.’” (HR An-Nasai dan At-Tirmidzi).

Baca Juga: Klarifikasi Gisel Setelah Dituding Hina Istri Nabi Muhammad SAW

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bersedekah untuk orang yang dekat secara kekerabatan mendapatkan dua pahala sekaligus.

Pahala pertama, ridha Allah dan menjaga silaturahim. Namun demikian, Alhafiz Kurniawan menjelaskan, hal ini tergantung pada situasi tertentu pemberian sedekah kepada orang lain perlu diutamakan sejauh mereka lebih membutuhkan daripada kerabatnya sendiri.

Sedekah kepada kerabat dalam kondisi demikian dapat dilakukan sesekali saja dalam rangka menghangatkan hubungan kekerabatan dan silaturahim. Namun beda halnya jika ada kerabat yang lebih membutuhkan, Allah lebih ridho sedekah tersebut diberikan kepada kerabat.

Load More