SuaraBatam.id - Pemprov Kepulauan Riau sudah dua kali menyurati Kimia Farma agar menurunkan harga tes COVID-19 GeNose yang dinilai terlalu memberatkan masyarakat di daerah setempat.
Sekdaprov Kepri TS Arif Fadillah mengatakan, pihaknya menginginkan harga tes GeNose diturunkan separuh harga dari Rp40 ribu menjadi Rp20 ribu.
"Sudah dua kali kami surati, namun belum ada tanggapan dari Kimia Farma, ditambah harga tes GeNose ini berlaku secara nasional," ucap Arif Fadillah, Rabu (2/6/2021).
Ia opitimis pihak Kimia Farma akan mempertimbangkan permintaan penurunan harga tes GeNose tersebut.
Hal ini karena sebelumnya sudah diterapkan di sejumlah stasiun Kereta Api Indonesia (KAI), yang mana harga tes GeNose ditetapkan sebesar Rp20 ribu, kendati belakangan kembali naik menjadi Rp30 ribu.
"Dalam waktu dekat, mudah-mudahan ada respon baik dari Kimia Farma," ujarnya.
Lebih lanjut, Arif menyampaikan, saat ini tes GeNose menjadi salah satu syarat wajib warga yang melakukan perjalanan laut antarpulau di Provinsi Kepri. Daerah notabane 96 persen lautan itu memang hanya mengandalkan transportasi laut untuk bepergian.
Dia mengakui penerapan GeNose menuai pro kontra di kalangan masyarakat. Banyak yang mendukung, dan tidak sedikit pula yang menolak.
Seperti seorang calon penumpang Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang tujuan Tanjung Batu, Karimun, Idham menyampaikan tes GeNose cukup memberatkan karena dia harus mengeluarkan biaya tambahan di samping biaya pass masuk pelabuhan dan tiket kapal.
Baca Juga: Jenazah Muslim Positif Corona Diduga Tak Diurus Sesuai Syariat, DPRD Batam Tuntut Solusi
Dia merinci biaya pass masuk plus tiket kapal sebesar Rp250 ribu, lalu ditambah biaya GeNose Rp40 ribu. Sehingga total uang yang harus dikeluarkan sebesar Rp290 ribu untuk sekali berangkat.
"Ini memberatkan kami. Mohon ditinjau lagi harganya, karena ekonomi juga tengah merosot dampak pandemi," ujar Idham.
Berbeda dengan Mikhael, penumpang kapal tujuan Batam itu justru mengaku harga tes GeNose cukup terjangkau dan berlaku merata secara nasional sebesar Rp40 ribu.
"Alat ini merupakan produksi anak negeri guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19," pungkas Arif. Antara
Berita Terkait
-
Ratusan ASN di Kepri Tertular Covid-19, Ruangan AC Jadi Faktor Penyebab
-
Pria Tanjungpinang Tergeletak Bersimbah Darah usai Diparang Abang Ipar
-
Nenek 60 Tahun di Batam Terpapar Virus Corona Varian Baru B117
-
Petugas Kesehatan di Batam Sudah Satu Bulan Jalankan Bisnis Surat Covid-19 Palsu
-
Jenazah Muslim Positif Corona Diduga Tak Diurus Sesuai Syariat, DPRD Batam Tuntut Solusi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam