Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Rabu, 26 Mei 2021 | 07:30 WIB
Ilustrasi salat, sholat, ibadah, berdoa. [Shutterstock]

SuaraBatam.id - Bagi kaum muslim, gerhana bulan adalah salah satu tanda kebesaran Allah SWT yang disunnahkan untuk mendirikan salat gerhana bulan

Salat sunah gerhana bulan dapat dikerjakan secara sendirian. Sementara cara shalat gerhana bulan dapat dilakukan dengan kaifiat salat gerhana ala Madzhab Syafi'i atau ala Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki.

Shalat sunah gerhana bulan cukup dikerjakan sendiri di rumah masing-masing. Pendapat ini dipegang oleh Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki.

“Kalangan Hanafi mengatakan, shalat gerhana bulan itu berjumlah dua rakaat dengan satu rukuk pada setiap rakaatnya sebagai shalat sunah lain pada lazimnya, dan dikerjakan secara sendiri-sendiri. Pasalnya, gerhana bulan terjadi berkali-kali di masa Rasulullah SAW tetapi tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa Rasul mengumpulkan orang banyak, tetapi beribadah sendiri," kata Syekh Hasan Sulaiman Nuri dan Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki dalam Ibanatul Ahkam, Syarah Bulughul Maram.

Baca Juga: Tinggalkan Islam dan Peluk Kristen, Kiki Fatmala Tak Lagi Pikirkan Duniawi

"Kalangan Maliki menganjurkan shalat sunah dua rakaat karena fenomena gerhana bulan dengan bacaan jahar (lantang) dengan sekali rukuk pada setiap kali rakaat seperti shalat sunah pada lazimnya, dikerjakan sendiri-sendiri di rumah. Shalat itu dilakukan secara berulang-ulang sampai gerhana bulan selesai, lenyap, atau terbit fajar. Kalangan Maliki menyatakan makruh shalat gerhana bulan di masjid baik berjamaah maupun secara sendiri-sendiri,” sambung dia.

Niat salat gerhana bulan yakni, Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

Melansir NU Online, secara teknis, shalat sunah gerhana bulan sendirian menurut Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki adalah sebagai berikut:

1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.

2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.

Baca Juga: Kabar Bunga Zainal Pindah Agama, Kini Islam atau Hindu? Sebut Alhamdulillah

3. Baca ta‘awudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca salah satu surat pendek Al-Quran dengan jahar (lantang).

4. Rukuk.

5. Itidal.

6. Sujud pertama.

7. Duduk di antara dua sujud.

10.Sujud kedua.

11.Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.

12.Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Durasi pengerjaan rakaat kedua lebih pendek daripada pengerjaan rakaat pertama.

13.Salam.

14.Istighfar dan doa. 

Salat gerhana bulan juga dapat dikerjakan hanya dengan membaca Surat Al-Fatihah saja pada setiap rakaat tanpa surat pendek atau dengan surat pendek. 

"Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan Surat Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai. Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah,” sebut Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dala, kitab I’anatut Thalibin.

Tidak ada batasan jumlah rakaat shalat gerhana bulan menurut Madzhab Maliki. Hanya saja shalat sunah gerhana bulan ini dikerjakan per dua rakaat. 

Load More