Scroll untuk membaca artikel
Reky Kalumata
Kamis, 13 Mei 2021 | 21:09 WIB
Kepala Perwakilan BI Kepri Musni Hardi K. Atmaja Paska Puasa Idul Fitri 1442 Hijiriah. (Suara.com/Partahi Fernando_

SuaraBatam.id - Meski masih dalam masa pandemi Covid-19, namun pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau saat ini mengalami pertumbuhan yang cukup membaik, walau mengalami kontraksi mencapai -1,19 persen.

Hal ini menjadi catatan Bank Indonesia Kantor Perwakilan (Kpw) Kepri, yang mengharapkan seluruh stakeholder terkait dan Pemerintah Daerah agar dapat tetap menjaga trend ini, dan melakukan upaya serta terobosan guna mencapai angka positif.

Kepala Perwakilan BI Kepri Musni Hardi K. Atmaja mengatakan, jumlah ini lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi hingga -4,46%.

"Perbaikan perekonomian Kepri tersebut dipicu oleh meningkatnya aktivitas masyarakat," paparnya, Kamis (13/5/2021).

Baca Juga: Satgas Tetapkan 6 Daerah di Kepri Zona Oranye Pandemi Covid-19

Dari sisi lapangan usaha, perekonomian Kepri masih ditopang industri pengolahan yang terus meningkat dibanding triwulan sebelumnya.

"Sektor ini memiliki share sebesar 41,97% yang tercatat tumbuh sekitar 7,33% (yoy). Konstruksi dengan share sebesar 19,25 % yang tumbuh sebesar 0,05% (yoy). Setelah sebelumnya mengalami kontraksi sebesar -9,24% (yoy)," katanya.

Sementara itu, Musni merinci, dari sisi pengeluaran, perekonomian Kepri didorong oleh konsumsi rumah tangga (RT) dan investasi (PMTB) yang masing-masing tumbuh sebesar -0,66% (yoy) dan 0,06% (yoy), lebih baik dibanding triwulan sebelumnya.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, pada April 2021 Kepri juga tercatat mengalami inflasi sebesar 1,61% (yoy), jumlah itu terbilang meningkat dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yakni sebesar 1,56% (yoy).

Inflasi tersebut didorong oleh kelompok administered prices dan kelompok inti terutama tarif angkutan udara, tarif kendaraan roda dua online (ojol) dan harga emas perhiasan.

Baca Juga: Stafsus Gubernur Kepri Dianggap Tak Paham Tugas, Hanya Tiru Kerjaan Humas

"Inflasi bulan April 2021 lalu menunjukkan bahwa daya beli atau permintaan masyarakat masih terjaga sejalan dengan perbaikan ekonomi yang terus berlangsung. Memasuki bulan Mei 2021, tekanan inflasi diperkirakan kembali meningkat terutama memasuki hari raya Idul Fitri 1442 H," ujarnya.

Musni memperkirakan, inflasi Mei 2021 berada dikisaran 0,18 – 0,58% (mtm).

Namun, dengan adanya upaya pengendalian inflasi oleh Tim TPID, diperkirakan inflasi Kepri masih dapat dijaga sekitar batas bawah sasaran yang ditetapkan yakni 3±1%.

"Upaya pengendalian tersebut terutama difokuskan untuk menjaga kelancaran distribusi dan ketersediaan pasokan dengan memprioritaskan arus bongkar muat bahan pokok di pelabuhan dan melakukan operasi pasar murah," tuturnya.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

Load More