Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Kamis, 08 April 2021 | 15:02 WIB
Ilustrasi ular hutan Amazon (Unsplash)

SuaraBatam.id - Pengalaman dan cerita hidup seorang pilot bernama Antonio Sena tidak hanya bisa menjadi pelajaran namun juga motivasi, bahwa keberhasilan tidak pernah pergi dari orang yang pantang menyerah dalam membawa harapan.

Kisah pria itu mengharukan banyak pihak, setelah ia mampu bertahan hidup 36 hari sendirian di tengah ngerinya hutan Amazon usai pesawat yang ia piloti mengalami kecelakaan.

Melansir dari Hops.id (jaringan Suara.com), pada awal tahun ini, seperti biasa, Sena menerbangkan sendiri pesawat Cessena untuk mengirim logistik bahan pokok ke kawasan tambang terpencil.

Nahas, pesawat yang ia piloti mengalami kegagalan mesin saat berada di ketinggian 900 meter. Sena dengan cepat lantas mengirim sinyal darurat "Mayday" melalui radio komunikasinya.

Baca Juga: Kisah Jalan Kaki Ciputat - Gunung Rinjani: 3 Bulan di Jalan, 4 Buah Sandal

Beruntung, Sena bisa mendarat dengan selamat dengan memanfaatkan dahan pepohonan hutan Amazon. Namun, bahan bakar yang membasahi badan pesawat membuatnya terpaksa menjauh karena berpotensi terbakar.

Sena tetap menjaga jarak dengan posisi ia jatuh, berharap pesan yang disampaikan diterima oleh tim penyelamat dan melakukan evakuasi. Ia memperkirakan, tim SAR akan datang mengevakuasinya paling tidak antara 5-8 hari.

Tapi harapan Sena itu bertepuk sebelah tangan. Sepekan menunggu tim SAR di sekitar bangkai pesawat, tak ada tanda-tanda tim datang menyelamatkannya.

Sena yang merasa hidupnya terancam jika terus berada di lokasi lantas memutuskan untuk berjalan menyelamatkan diri dan bertahan hidup dari ancaman predator Amazon serta mencari jalan keluar dari Amazon.

Dengan perlengkapan seadanya dan keadaan fisik yang payah, Sena hanya melakukan perjalanan tiap pagi hari dengan patokan sinar matahari sebagai kompas.

Baca Juga: Miris, Hutan Hujan Amazon Dijual Secara Ilegal di Facebook

“Saya memutuskan untuk berjalan ke timur, menuju Matahari, dan saya berjalan setiap pagi sekitar dua hingga empat jam,” ujar dia.

“Saya juga harus membuat rencana ketika malam tiba – membangun tempat berlindung dan menyiapkan api,” sambungnya.

Sena memang memiliki keterampilan bertahan hidup yang pernah ia pelajari sebelumnya. Ia merasa benar-benar beruntung bisa mempelajarinya.

Terlebih, Sena yang lahir di daerah Amazon kerap mengamati orang-orang di kampungnya baik dari kebiasaan hingga makanan.

Dia mengaku selektif mengonsumsi buah-buahan yang tersedia di hutan Amazon.Untuk pertama kali dalam hidupnya, Sena menemukan buah yang belum pernah ia lihat. Dia menemukan buah kakao dan beragam lainnya.

“Ada buah yang belum pernah saya lihat seumur hidup saya, tetapi saya mengamati bahwa dulu kawanan monyet memakannya,” katanya.

“Jadi saya pikir jika monyet bisa memakannya, saya bisa mengkonsumsinya juga,” ujar dia lagi.

Guna memastikan buah yang ia makan tidak berbahaya, ia terlebih dahulu memperhatikan adakah monyet yang memakannya. Setelah monyet yang makan buah asing itu aman, maka Sena akhirnya mantap memakan buah asing itu.

Selain buah-buahan, Sena juga mengonsumsi telur biru raksasa yang ia temukan yang diduga sebagai telur nandu dari burung yang tak bisa terbang di hutan Amazon.

Ia menghabiskan banyak waktu sejak meninggalkan bangkai pesawat sampai akhirnya di hari ke 36 ia menemukan sekelompok manusia.

“Setelah sekian lama berjalan, mendaki, naik bukit dan melewati sungai, saya menemukan sekelompok orang pengumpul kacang Brasil di daerah terpencil,” katanya.

Awalnya, Sena tidak mengetahui ada orang-orang itu. Ia berhasil mengenali mereka usai secara seksama mendengar suara mereka.

“Saya bisa mendengar mereka bekerja,” ucap Sena sebelum akhirnya berhasil dievakuasi.

Belakangan terungkap tim SAR telah dikirim mencarinya, meski akhirnya pencarian dihentikan. Sena mengambil pelajaran, seandainya saja ia tidak berani memulai langkah untuk mencari jalan keluar dan hanya menunggu bantuan, mungkin ia tidak pernah selamat.

Load More