Scroll untuk membaca artikel
Arief Apriadi
Sabtu, 03 April 2021 | 10:10 WIB
Warga Sudah Saling Rindu, Kapan Akses Batam-Singapura Dibuka?
Warga kota Batam, Rafni hanya bisa melakukan panggilan video untuk meredakan rindunya kepada keluarga yang tinggal di Singapura. Mereka tak bisa bertemu karena penutupan akses Indonesia-Singapura belum dibuka karena pandemi Covid-19. [Antara]

Tapi tentu saja mereka memahami kondisi yang terjadi saat ini. Pandemi COVID-19 yang menahan perjumpaan, bukan karena kejahatan perang, atau ego pemerintah yang menawan warganya.

Pembukaan perbatasan terbatas
Pemerintah dua negara, Indonesia dan Singapura terus menyusun rencana membuat koridor perjalanan yang aman di saat pandemi.

Awalnya, koridor perjalanan hanya dibuka untuk pelaku perjalanan bisnis yang penting, kedinasan dan diplomatik.

Kini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berencana membuka koridor perjalanan yang aman untuk pelancong dari Singapura yang hendak berlibur di Kepulauan Riau.

Baca Juga: Pemkot Batam Pastikan Sekolah Terapkan Protokol Kesehatan

Meski baru sebatas Lagoi di Bintan dan Nongsa di Batam, namun ini menjadi kabar gembira bagi mereka yang merindu.

Putri ketiga Rafni, Wineke, sudah menyusun ancang-ancang pertemuan antara sang ibu dengan kakak dan keponakannya.

"Kalau jadi kebijakan 'travel bubble', kami ingin janjian di Nongsa. Biar kakak ke Nongsa dan aku mau bawa ibu juga ke sana. Tapi bolehkan?," tanyanya ragu.

Ia berharap, apabila kebijakan travel bubble dijalankan, maka warga Batam tetap dapat berkunjung ke Nongsa, sehingga bisa melanjutkan pertemuan keluarga dengan kerabatnya yang datang dari Singapura.

Karena bukan ekonomi saja yang "sakit" akibat penutupan perbatasan Indonesia dan Singapura. Banyak hati yang merana karena perjumpaan tak kunjung tiba.

Baca Juga: Akhir 2021, Seluruh Warga Kota Batam Terima Vaksin Covid-19

Tapi entahlah, kebijakan koridor perjalanan sehat dengan gelembung antara Indonesia dan Singapura di Kepri rasanya belum duduk betul.

Apa pun kebijakan pemerintah, satu yang pasti, rindu hanya dapat dibayar tunai dengan sebuah pertemuan.

Sebuah pertemuan yang sempurna hanya bisa terjadi apabila kita semua mengalahkan pandemi COVID-19 dengan tuntas.

Sebagaimana selalu diulang para pamong, pandemi bisa hancur apabila kita melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin, mencuci tangan, mengenakan masker dan menjaga jarak.

Vaksinasi COVID-19 yang kini dijalankan pemerintah diyakini menjadi senjata pamungkas untuk membentengi diri dari virus, yang pada akhirnya memusnahkan COVID-19 dari muka bumi.

Karenanya kita harus menyukseskan program vaksinasi COVID-19 sambil terus menerapkan protokol kesehatan, sampai kekebalan komunal terbentuk, sampai COVID-19 hilang, sampai perbatasan kembali dibuka... suatu saat nanti.

Load More