SuaraBatam.id - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil Kepri, Richard Pasaribu berharap pemerintah RI memberi perhatian untuk mewujudkan Kota Batam sebagai pusat pelabuhan laut karena Singapura sudah merealisasikan hal tersebut sejak lama.
“Kapasitas peti kemas yang ada di Batam harus ditingkatkan secara signifikan,” ujar Richard, Senin (7/2/2021).
Menurutnya, pemerintah tidak memanfaatkan Batam secara maksimal, padahal terletak di wilayah strategis dan mampu sepadan dengan Singapura yang sudah meningkatkan pelabuhannya dengan kapasitas 47 juta TEUs.
“Oleh karena itu, dari pelabuhan saja, mereka sudah memberikan sumbangsih pertembuhan ekonomi yang signifikan,” jelasnya, melansir Batamnews (jaringan Suara.com).
Baca Juga: Hingga November 2015, Investasi Asing di Batam 478,6 Juta Dolar
Richard menyebut, pada awalnya Batam dibangun agar bisa menjadi penggerak ekonomi Kepri dan nasional. Namun, pemerintah tidak melakukannya dengan maksimal.
“Pemerintah pusat harus serius menjadikan Batam sebagai hub logistik dengan cara meningkatkan kapasitas pelabuhan kita secara masif,” kata dia.
Ia kembali membandingkan dengan Singapura, karena Batam baru memiliki kapasitas 350 ribu TEUs per tahun di Pelabuhan Batuampar.
“Kalau bisa dengan kita kembangkan tahap awal menjadi 10 juta TEUs saja pasti sudah memberi dampak pertumbuhan ekonomi yang sangat besar bagi Batam. Belum lagi pengisian BBM tanker yang berlabuh di Batam. Pasti sudah memberikan devisa sampai triliunan rupiah,” ucapnya.
Ditambah lagi, pengembangan kilang minyak dan gas di Batam dianggap lamban. Richard memberi contoh, minyak dan gas dari Natuna dibawa dari pipa bawah laut langsunng dikirim ke kilang minyak dan gas milik sendiri.
Baca Juga: Dualisme Otoritas Batam Membuat Investor Jadi Ragu
“Dengan adanya pelabuhan besar dan kilang minyak dan gas akan sangat besar dampak multiplier-effect ekonominya, belum lagi dampak trickle-down effect dengan terciptanya puluhan ribu kesempatan untuk bernafkah termasuk nafkah tukang ojek sekalipun,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pengembangan pariwisata Batam karena selama ini hanya berfokus pada industri manufaktur. Padahal pariwisata Batam juga mempunyai potensi yang sangat besar untuk mendatangkan devisa.
“Kita terlambat mengembangkan sektor pariwisata, berpuluh tahun kita hanya mengandalkan industri manufaktur,” kata dia.
Ia menambahkan, jumlah wisatawan yang mendatangi Singapura 18 juta, sementara di Malaysia mencapai 26 juta turis.
“Bisa juga Batam mencatatakan 10 juta kunjungan ke Batam, dilihat dari kunjungan negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia, Batam bisa mendapat devisa puluhan triliun rupiah per tahun,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dihina 'Jual Diri', Fitri Salhuteru Bongkar Aib Nikita Mirzani: Pernah Ditangkap di Hotel dengan Barang Bukti Kondom
- Pagar Laut Tangerang Diduga Dikuasai Aguan, Sindiran Pedas Rocky Gerung: Kalau Mau HGB, Izinnya ke Ikan
- Media Belanda: Patrick Kluivert Orang Belanda Terburuk Keempat Sepanjang Masa
- Mengintip 3 Koleksi Mobil Mayor Teddy Versi LHKPN, Kekayaannya Tembus Rp15 Miliar
- Ciut Lawan Denny Sumargo? Farhat Abbas Minta Maaf usai Kubu Agus Salim Ancam Penjarakan 10 Ribu Warga NTT
Pilihan
-
Gol Dramatis Jelang Bubaran, Borneo FC Kalahkan Kaya FC-Iloilo
-
Gabung Grup 'Neraka' di Piala Asia U-17 2025, Nova Arianto: Mereka Tim-tim Juara
-
Saham PIK 2 Milik Aguan Terkena 'Abrasi' Pagar Laut, Anjlok Hampir 20 Persen
-
Saham Emiten Milik Aguan PANI Kebakaran Hari Ini, Gegara Pagar Laut Tangerang?
-
Resmi! Penampakan Jersey Baru Timnas Indonesia, Usung Nuansa Klasik dan Budaya Nusantara
Terkini
-
Longsor di Batam, 13 Orang Dievakuasi, 4 Masih Dicari
-
Konsultan Keamanan Siber: Tak Ada Serangan Siber Ransomware pada Sistem Perbankan BRI
-
Membongkar Hoax Ransomware yang Dikaitkan dengan BRI
-
BRI Menjamin Keamanan Data dan Dana, Transaksi Tetap Normal
-
Natal Romantis di Batam? Ada Paket Lengkap di Hotel Santika!