Scroll untuk membaca artikel
Iwan Supriyatna | Welly Hidayat
Selasa, 19 Januari 2021 | 11:20 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. (Suara.com/Achmad Fauzi)

SuaraBatam.id - Sebanyak 14 perusahaan diduga terlibat dalam penyelundupan benih Lobster dalam kurun waktu 15 September 2020.

Keterangan itu didapat setelah penyidik menelisik dari kesaksian Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta Finari Manan.

Finari sebelumnya telah diperiksa KPK dalam kasus suap izin ekspor benih lobster yang menjerat eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sebagai tersangka.

"Finari Manan didalami pengetahuannya terkait dengan kegiatan penyidikan oleh tim penyidik Bea Cukai Soetta bagi 14 perusahaan yang diduga terlibat penyelundupan benih benur lobster pada kurun waktu 15 September 2020," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, Selasa (19/1/2021).

Baca Juga: Rohidin Mersyah Dicecar Penyidik Terkait Proses Izin Ekspor Lobster

Selain Finari, penyidik antirasuah turut menelisik keterangan pihak swasta bernama Yunus. Ia dicecar terkait adanya pengurusan impor ikan salem oleh PT. DPP perusahaan milik tersangka Suharjito.

Dalam kasus ini, KPK menemukan adanya dugaan bahwa Edhy memakai uang izin ekspor benih lobster untuk kebutuhan pribadinya.

Salah satu yang diungkap KPK, untuk membeli beberapa unit mobil. Kemudian, adanya penyewaan apartemen untuk sejumlah pihak.

Edhy dalam perkara ini diduga menerima suap mencapai Rp 3,4 miliar dan 100 ribu dolar Amerika Serikat. Uang itu sebagian diduga digunakan Edhy bersama istrinya untuk berbelanja tas hermes, sepeda, hingga jam rolex di Amerika Serikat.

Edhy bersama istrinya Iis Rosita Dewi ditangkap tim satgas KPK di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang pada Rabu (25/11/2020) dini hari. Operasi tangkap tangan itu dilakukan KPK seusai Edhy dan istrinya melakukan kunjungan dari Honolulu, Hawai, Amerika Serikat.

Baca Juga: Gubernur Bengkulu Diperiksa KPK

Dalam OTT itu, KPK sempat mengamankan sebanyak 17 orang. Namun, dalam gelar perkara yang dilakukan penyidik antirasuah dan pimpinan hanya tujuh orang yang ditetapkan tersangka termasuk Edhy.

Sementara istrinya, Iis Rosita Dewi lolos dari jeratan KPK. Iis kembali dipulangkan setelah menjalani pemeriksaan intensif di KPK.

Edhy menjadi tersangka bersama enam orang lainnya. Mereka adalah stafsus Menteri KKP, Safri; Pengurus PT ACK, Siswadi; staf istri Edhy, Ainul Faqih; dan pemberi suap Direktur PT DPP, Suharjito. Kemudian, dua staf pribadi menteri KP Andreau Pribadi Misata dan Amiril Mukminin.

Load More