SuaraBatam.id - Harga minyak dunia meroket ke level tertingginya dalam 11 bulan terakhir sejak pandemi virus corona.
Mengutip CNBC, Rabu (13/1/2021) harga minyak dunia tembus level 57 dolar AS per barel karena didukung rencana Arab Saudi untuk memangkas produksi.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat 92 sen, atau 1,7 persen, menjadi 56,58 dolar AS per barel setelah menyentuh level tertinggi sejak Februari di 56,75 dolar AS per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melambung 96 sen, atau 1,8 persen, menjadi 53,28 dolar AS per barel.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Harga Minyak Dunia Ambles
Arab Saudi berencana memangkas produksi dengan tambahan 1 juta barel per hari (bph) pada Februari dan Maret untuk menjaga persediaan tetap terkendali.
Pemotongan tersebut adalah bagian dari kesepakatan yang dimotori OPEC, di mana sebagian besar produsen akan mempertahankan output tetap stabil pada Februari.
Rekor pemotongan tahun lalu dari OPEC dan sekutunya termasuk Rusia, dikenal sebagai OPEC Plus, membantu minyak pulih dari posisi terendah bersejarah yang dicapai pada April.
Tetapi kepatuhan OPEC Plus dengan pembatasan produksi minyak yang dijanjikan turun menjadi 75 persen pada Desember, di antara level terendah sejak pakta pasokan itu dimulai pada Mei 2020, menurut Petro-Logistics yang dapat membebani harga minyak.
Produksi minyak mentah Amerika juga diperkirakan menyusut 190.000 bph pada 2021 menjadi 11,1 juta bph, berdasarkan laporan Badan Informasi Energi yang dirilis Selasa kemarin, penurunan yang lebih kecil dari perkiraan sebelumnya, yakni 240.000 bph.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terseret Kekhawatiran Lonjakan Kasus Covid-19
Minyak juga menguat karena ekspektasi penurunan stok minyak mentah Amerika. Sejumlah analis memperkirakan persediaan minyak mentah Amerika turun 2,7 juta barel untuk penyusutan pekan kelima berturut-turut.
Namun, kenaikan harga minyak dibatasi oleh kekhawatiran permintaan karena kasus virus corona meningkat di seluruh dunia.
Otoritas China memberlakukan pembatasan baru di sejumlah daerah sekitar Beijing dan Jepang akan memperluas keadaan darurat di luar Tokyo.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Intan Srinita? TikToker yang Sebut Roy Suryo Dalang di Balik Fufufafa Diduga Pegawai TV
- Andre Taulany Diduga Sindir Raffi Ahmad, Peran Ayu Ting Ting Jadi Omongan Netizen
- Beda Kekayaan Ahmad Dhani vs Mulan Jameela di LHKPN: Kebanting 10 Kali Lipat
- Kembali di-PHP Belanda, Pemain Keturunan Rp695 Miliar Pertimbangkan Bela Timnas Indonesia?
- Dear Shin Tae-yong! Kevin Diks Lebih Senang Dimainkan sebagai Pemain...
Pilihan
-
Kronologi BNI "Nyangkut" Rp374 Miliar karena Beri Utang ke Sritex
-
Misteri Gigi 4 Truk Pemicu Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang KM 92
-
Nyaris Tiada Harapan: Potensi Hilangnya Kehangatan dalam Interaksi Sosial Gen Z
-
3 Hari Jelang Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siap-siap Harga Tiket Pesawat Naik Ibu-Bapak!
-
Gelombang PHK Sritex Akan Terus Berlanjut Hingga 2025
Terkini
-
Berapa Harga Airpods Pro Asli Gen 2? Inilah Keunggulannya
-
16 Atlet Muaythai Batam Bertarung di Vitka Gym, Ajang Pemanasan Menuju Porkot 2024
-
Melestarikan Mangrove, Mengangkat Ekonomi: Perjuangan Gari di Kampung Tua Bakau Serip, Desa Binaan Astra
-
Bangkitkan Ekonomi Lokal: Desa Wisata Batam Menjadi Ikon Pariwisata di Era Jokowi
-
Jeju Air Buka Rute Incheon-Batam, 3 Kali Seminggu! Cek Jadwalnya