
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- Jaringan Suara.com, sejauh dari data yang ditemukan, situs TRAC tidak memiliki afiliasi dengan The International Criminal Police Organization (Interpol).
Adapun TRAC merupakan situs digital penyedia informasi seputar terorisme dan aksi kriminal politik yang mereka klaim sumbernya dari hasil penelitian para peneliti, akademi polisi, situs pemerintahan, dan lembaga riset.
Situs Terrorism Reseach & Analysis Consortium (TRAC) berada di bawah naungan The Beacham Group dengan direktur editorial Ms Veryan Khan.
Dia mengendalikan semua konten TRAC, mulai dari judul, pusat penerbitan, profil organisasi teroris, dan pengontrol diskusi.
Adapun pemimpin editor kontribusi adalah Dr Arabinda Acharyal, seorang peneliti di Pusat Internasional untuk Penelitian Kekerasan Politik dan Terorisme di Universitas Teknologi Nanyang Singapura.

Sementara itu, Walton Beacham selaku pendiri perusahaan penerbitan The Beacham merupakan mantan profesor Sastra Inggris. Tim selainnya adalah anggota TRAC yang turut menyumbangkan artikel, tetapi sedikit kontribusinya.
TRAC sendiri merupakan situs berorientasi profit karena untuk mengaksesnya harus berlangganan atau membayar. Kendati begitu, situs tersebut diragukan kredibilitasnya.
Alex P. Schmid, seorang peneliti tamu dari Pusat Internasional untuk Penanggulangan Terorisme di Den Haag dan Pemimpin Redaksi 'Perspektif tentang Terorisme' sempat mereview situs TRAC dalam jurnal artikel Perspectives on Terrorism Vol.6, No. 6, Desember 2012.
Dalam reviewnya, dia mengatakan artikel TRAC menyajikan deskripsi informasi yang sempit mengenai profil organisasi teroris. Kemudian, para kontributor artikel diragukan keahliannya, serta tidak melalui peer-review atau koreksi kualitas dari ahli sebelum artikel diterbitkan.
Baca Juga: Pernyataan Keras TNI ke FPI: Kalau Perlu, FPI Bubarkan Saja
Selain itu, dalam situsnya TRAC sendiri mengklaim bahwa mereka tidak dapat menjamin keakuratan informasi yang disajikan.
Situs dengan kebenaran informasi berkualitas rendah tidak mungkin berafiliasi dengan organisasi kepolisian tingkat Internasional yang mengutamakan kekuratan data tingkat tinggi yang bekerja secara profesional dengan para agli di bidang kriminalitas.
Lebih lanjut, tidak terdapat data dari situs resmi Interpol yang menunjukkan FPI termasuk dalam organisasi ilegar terlarang setara dengan ISIS.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa klaim yang menyebut FPI masuk dalam daftar hitam Interpol Internasional sebagai Ormas ilegal terlarang keliru.
Unggahan itu masuk dalam kategori Konten yang Salah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Suzuki Dibawah Rp 100 Juta: Irit, Murah, Interior Berkelas
- 5 Serum Viva untuk Flek Hitam Usia 40 Tahun Keatas, Hempaskan Penuaan Dini
- Klub Presiden Prabowo Subianto Garudayaksa FC Mau Rekrut Thom Haye?
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga untuk 8 Penumpang: Murah, Nyaman, Irit
Pilihan
-
Blak-blakan! Jokowi Ungkap Tujuan Perubahan Lambang PSI dari Mawar ke Gajah
-
Catut RANS Entertainment, Penipuan Bisnis Kecantikan di Pekanbaru Rugikan Rp6,8 Miliar
-
Baru Dilantik Kurang dari Dua Bulan, Bos Pajak Sudah Pecat 7 Pegawai
-
Sah! Pemerintah Mulai Pungut Pajak dari Pedagang E-commerce
-
Sri Mulyani Mulai Sasar Makanan Ringan Bernatrium, Siap-siap Kena Cukai!
Terkini
-
Saham BBRI Makin Diminati Investor Global
-
BRI Dianugerahi Global Private Banker atas Layanan Wealth Management Terbaik
-
Modal KUR BRI, Omzet Supplier Ikan Ini Melejit Berkat MBG
-
Klasterkuhidupku BRI, Solusi UMKM Batu Bertahan Saat Pandemi
-
BRI dan AgenBRILink Perluas Layanan untuk Inklusi Keuangan Nasional