Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Jum'at, 02 Oktober 2020 | 10:10 WIB
Petugas menunjukkan uang rupiah baru pecahan Rp75.000 saat penukaran Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia di Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI), Tegal, Jawa Tengah, Selasa (18/8/2020). [ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/wsj.

SuaraBatam.id - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (2/10/2020) diperkirakan melemah seiring terus melambatnya kesepakatan terkait paket stimulus lanjutan di Amerika Serikat.

Pantauan terkini pada pukul 09.30 WIB, mata uang rupiah melemah 14 poin atau 0,09 persen menjadi Rp14.849 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.835 per dolar AS.

"Dolar AS terlihat menguat lagi hari ini menyusul belum tercapainya kesepakatan paket stimulus kedua AS antara Demokrat dan Republik," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta.

Melansir Antara, pada pagi ini, wakil rakyat AS yang dikuasai Demokrat tetap mengesahkan proposal 2,2 triliun dolar AS yang belum disetujui Republik.

Baca Juga: Sri Mulyani Hembuskan Sinyal Resesi, Nilai Tukar Rupiah Loyo

Ariston berpendapat, pasar masih khawatir negosiasi stimulus akan mengalami kebuntuan lagi karena dua kubu sama-sama bersikeras dengan proposalnya masing-masing.

Padahal, ia melanjutkan, stimulus diperlukan untuk membantu pemulihan ekonomi AS di masa pandemi.

"Hal ini bisa mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini. Ditambah data inflasi yang deflasi kemarin juga bisa menekan rupiah karena deflasi bisa mengindikasikan ekonomi Indonesia belum pulih," ujar Ariston.

Ia sendiri memprediksi, rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.800 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.

Sebelumnya pada Kamis (1/10/2020) kemarin, rupiah ditutup menguat 45 poin atau 0,3 persen menjadi Rp14.835 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.880 per dolar AS.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 14.782 per Dolar AS

Load More