Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi | Dinda Rachmawati
Selasa, 15 September 2020 | 10:41 WIB
JK Rowling. (Facebook/JK Rowling)

"Inti dari buku ini adalah penyelidikan kasus dingin: hilangnya GP Margot Bamborough pada tahun 1974, yang dianggap sebagai korban Dennis Creed, seorang waria pembunuh berantai," tulis Telegraph dalam review novel tersebut.

"Orang bertanya-tanya apa yang akan dibuat oleh kritikus mengenai sikap Rowling tentang masalah transgender terhadap sebuah buku, yang (pesan) moralnya seperti: jangan pernah memercayai pria dalam berpakaian," tulis laporan tersebut.

Juni lalu, JK Rowling juga pernah membela komentar transphobia kontroversial dalam sebuah esai yang panjang, yang mengungkapkan bahwa dia dilecehkan secara seksual sebagai seorang wanita muda.

"Saya prihatin dengan ledakan besar pada wanita muda yang ingin bertransisi dan juga tentang meningkatnya jumlah yang tampaknya mengurangi transisi (kembali ke jenis kelamin aslinya), karena mereka menyesal mengambil langkah-langkah yang, dalam beberapa kasus, mengubah tubuh mereka tanpa dapat ditarik kembali dan menghilangkan kesuburan mereka," tulisnya.

Baca Juga: Rajai Trending, Video Musik Blackpink Pecahkan Rekor Penonton YouTube

Dia dan 100 penulis dan cendekiawan lainnya juga menulis esai yang menyerukan untuk diakhirinya budaya membatalkan (cancel culture), yang tak lain adalah sebuah intoleransi terhadap pandangan yang berlawanan pada bulan Juli lalu.

Load More