Singapura Izinkan Konsumsi Serangga Sebagai Santapan Kuliner, Jangkrik dan Ulat Jadi Menu

Otoritas Pangan Singapura (SFA) akan mulai mengizinkan impor, penjualan, produksi, pengolahan, dan peternakan serangga tertentu yang dianggap aman untuk dikonsumsi manusia.

Eliza Gusmeri
Selasa, 09 Juli 2024 | 14:02 WIB
Singapura Izinkan Konsumsi Serangga Sebagai Santapan Kuliner, Jangkrik dan Ulat Jadi Menu
Ilustrasi jangkrik. (Sumber: Shutterstock)

SuaraBatam.id - Otoritas Pangan Singapura (SFA) akan mulai mengizinkan impor, penjualan, produksi, pengolahan, dan peternakan serangga tertentu yang dianggap aman untuk dikonsumsi manusia. Aturan baru ini mulai berlaku pada 8 Juli 2024.

Daftar serangga yang dianggap aman untuk dikonsumsi, termasuk beberapa spesies jangkrik, ulat, dan lebah madu, juga telah diterbitkan oleh SFA. Serangga yang tidak termasuk dalam daftar ini harus menjalani evaluasi keamanan sebelum dapat dipasarkan untuk konsumsi manusia.

Melansir Mothership, SFA telah menetapkan pedoman keamanan untuk produksi dan penjualan produk serangga, serta persyaratan pelabelan untuk produk yang mengandung serangga.

Keputusan SFA untuk mengizinkan konsumsi serangga didasarkan pada penelitian ilmiah dan masukan dari pemangku kepentingan.

Baca Juga:Aksi Heroik Warga Singapura, Selamatkan Anjing yang Terjepit di Ban Mobil

SFA telah berkonsultasi dengan publik dari Oktober 2022 hingga Desember 2022, dan menerima lebih dari 50 komentar tentang pengaturan serangga dan produk serangga.

Beberapa responden dalam konsultasi tersebut menyuarakan kekhawatiran tentang keamanan dan kealamian konsumsi serangga.

SFA menanggapi dengan menekankan bahwa mereka mengikuti standar internasional dan telah mendapatkan referensi dari Uni Eropa dan negara-negara seperti Australia, Selandia Baru, Korea, dan Thailand, yang telah mengizinkan konsumsi serangga tertentu sebagai makanan.

SFA juga mengklarifikasi bahwa mereka hanya akan mengizinkan spesies serangga yang telah dibudidayakan dengan cara yang aman dan higienis, dan yang tidak menimbulkan risiko alergi atau kesehatan lainnya.

Konsumsi serangga telah lama menjadi bagian dari diet di banyak budaya di seluruh dunia.

Baca Juga:Kisah Haru Chin, Lansia Sebatang Kara yang Bertahan Hidup di Rumah Penuh Sampah di Singapura

Serangga kaya akan protein, vitamin, dan mineral, dan dianggap sebagai sumber makanan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini