SuaraBatam.id - Beredar video Perdana Menteri Lee Hsien Loong yang memicu perhatian warga Singapura di dunia maya. Pasalnya video mirip perdana menteri Singapura itu terlihat mempromosikan sebuah platform investasi telah muncul di dunia maya.
Namun, video tersebut ternyata palsu alias hasil rekayasa deepfake untuk menyebarkan informasi yang salah.
Melansir Todayonline, di video deepfake tersebut, Lee terlihat diwawancarai oleh seorang presenter dari jaringan berita Tiongkok CGTN. Mereka membahas peluang investasi yang konon telah disetujui oleh pemerintah Singapura, dan menyebutnya sebagai "platform investasi revolusioner yang dirancang oleh Elon Musk".
Video itu diduga diambil dari wawancara CGTN dengan Lee di Singapura pada bulan Maret. Namun pembicaraanya dimanipuasi menggunakan teknik AI.
Baca Juga:Wisatawan Temukan Jasad Warga Singapura yang Tenggelam Saat Berlibur di Resor
"Ada peningkatan yang nyata dalam penggunaan deepfake yang berbahaya di seluruh masyarakat," kata Asisten Profesor Saifuddin Ahmed dari Sekolah Komunikasi dan Informasi Wee Kim Wee, Universitas Teknologi Nanyang (NTU).
"Pembuat deepfake sekarang tidak hanya dapat menargetkan individu terkenal seperti selebriti dan politisi, tetapi juga warga negara biasa, terutama dalam konteks penipuan keuangan."
Menurut Asst Prof Ahmed bahwa peningkatan manipulasi deepfake tinggi sejalan dengan subversi politik tetapi juga menyerang pesohor.
Presiden lain yang pernah jadi sasaran deepfake adalah Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Beredar video pada Oktober yang menampilkan deepfake Biden yang tampak mengumumkan rancangan militer muncul kembali di tengah-tengah perang Israel-Hamas.
Baca Juga:Dua Kasus COVID-19 Varian JN. 1 Ditemukan di Batam, Solusi Ansar Ahmad Apa?