SuaraBatam.id - Intoleran beragama kembali terjadi. Kali ini Kelompok Islamofobia sayap kanan Denmark membakar AlQuran di depan kedutaan Turki dan Mesir di Kopenhagen
Mereka adalah kelompok Danske Patrioter. Tentu saja aksi tersebut memicu kecaman dari negara-negara Muslim di seluruh dunia itu.
Sementara pemerintah setempat hanya bisa mengutuk "tindakan memalukan" yang tidak menghormati agama lain.
Kementerian Luar Negeri mengatakan tindakan provokatif itu menyakiti banyak orang dan menciptakan perpecahan antara agama dan budaya.
Baca Juga:Keistimewaan Membaca 2 Ayat Terakhir Al Baqarah, Mendapat Ketenangan Jiwa
"Denmark memiliki kebebasan beragama dan banyak warga Denmark yang Muslim. Mereka adalah bagian berharga dari masyarakat Denmark," cuit kementerian lewat Twitter.
Namun, pihak berwenang tidak melakukan tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas aksi tersebut.
Sebagai tanggapan atas kecaman oleh Irak atas penodaan AlQuran yang terulang di depan kedutaan negara itu di Kopenhagen, Menteri Luar Negeri Lars Lokke Rasmussen berbicara dengan mitra Iraknya dalam "pembicaraan yang membangun", menurut cuitan kementerian.
“Kecaman DK berulang kali atas tindakan memalukan ini yang dilakukan oleh segelintir orang. Seraya menekankan bahwa semua protes harus tetap damai," kata Rasmussen.
Sebelumnya kejadian yang sama terjadi di Swedia, seorang pria 31 tahun, yang sebelumnya meminta izin polisi untuk membakar AlQuran di depan Kedutaan Iran di Stockholm, membatalkan permintaannya.
Baca Juga:Pemerintah Irak Ancam Putus Hubungan dengan Swedia Jika Al Quran Dibakar Lagi
Televisi negara Swedia SVT melaporkan bahwa pria itu mengatakan dia menyesal mengajukan izin karena dia "harus menghormati" Islam dan "meminta maaf kepada seluruh masyarakat Iran."