Di depan Negara-negara Asean, Retno Marsudi Kecam Serangan Militer terhadap Warga Myanmar

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengecam aksi terebut.

Eliza Gusmeri
Jum'at, 28 Oktober 2022 | 11:18 WIB
Di depan Negara-negara Asean, Retno Marsudi Kecam Serangan Militer terhadap Warga Myanmar
Menlu Retno Marsudi. [Antara]

SuaraBatam.id - Junta militer Myanmar disebut telah melakukan serahan udara terhadap pertunjukan musik di Kachin.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengecam aksi terebut.

Kecaman itu disampaikan dalam pertemuan para Menlu Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta pada Kamis (27/10/2022) saat membahas krisis Myanmar.

“Serangan yang dilakukan oleh junta militer Myanmar pada saat pelaksanaan konser musik di Kachin harus dikecam dan tidak dapat diterima,” kata Retno Marsudi.

Baca Juga:Kecam Serangan Udara Militer Myanmar ke Konser Musik, Menlu: Kekerasan Harus Segera Dihentikan

Indonesia juga mendesak junta Myanmar untuk segera menghentikan segala bentuk kekerasan yang telah memakan banyak korban jiwa saat mengungkapkan keprihatinannya atas meningkatnya kekerasan di Myanmar sejak kudeta militer pada Februari 2021 lalu.

“Tindakan kekerasan sekali lagi harus segera dihentikan. Indonesia menyampaikan agar pesan ini harus segera disampaikan kepada Tatmadaw,” tutur Retno, mengacu pada sebutan bagi Angkatan Bersenjata Myanmar.

Serangan udara pada Minggu malam (23/10/2022) di Negara Bagian Kachin, Myanmar utara, menewaskan sedikitnya 50 warga sipil, termasuk penyanyi dan pejabat pasukan minoritas etnik Kachin Independence Army (KIA).

KIA telah berjuang untuk mendapatkan otonomi lebih besar bagi warga Kachin selama enam dekade.

Kelompok itu mendukung penentangan terhadap kekuasaan militer pasca kudeta tahun lalu, ketika para jenderal menggulingkan pemerintah sipil terpilih yang dipimpin peraih Nobel, Aung San Suu Kyi.

Baca Juga:Indonesia Kecam Serangan Udara Junta Militer Myanmar Terhadap Pertunjukan Musik

Menurut KIA, serangan itu menargetkan perayaan ke-62 pembentukan sayap politik mereka. Mereka mengatakan bahwa serangan itu harus dianggap sebagai kejahatan perang.

Di lain pihak, militer Myanmar mengeklaim pasukannya merespons penyergapan dan serangan lain yang dilakukan oleh KIA serta kelompok-kelompok bersenjata.

Myanmar terjebak dalam lingkaran kekerasan sejak militer melengserkan pemerintahan Suu Kyi. Gerakan oposisi, yang beberapa di antaranya bersenjata, bermunculan di seluruh negeri. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini