Sopir Angkot dan Ojol di Tanjungpinang Kena Dampak Kenaikan BBM: Ongkos Naik Rp7 Ribu

Salah satu sopir angkot Jhoni di Tanjungpinang mengatakan pihaknya terpaksa menaikkan tarif penumpang.

Eliza Gusmeri
Senin, 05 September 2022 | 16:31 WIB
Sopir Angkot dan Ojol di Tanjungpinang Kena Dampak Kenaikan BBM: Ongkos Naik Rp7 Ribu
Sejumlah angkutan umum atau transportasi saat menunggu penumpang di depan Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang, Senin (5/9/2022). (suara.com/rico barino)

Diketahui, pemerintah pusat telah menaikkan sejumlah harga BBM bersubsidi, Sabtu 3 September 2022 dan berlaku sejak pukul 14.30 Wib lalu.

Harga pertalite yang semula Rp 7.650 naik menjadi Rp 10 ribu per liter. Harga solar subsidi yang awalnya Rp 5.150 per liter naik menjadi Rp 6.800 per liter. Kemudian, harga pertamax yang awalnya Rp 13 ribu menjadi Rp 15.200 per liter.

Dampak Kenaikan BBM, Nelayan Tradisional Bintan Harapkan Bantuan Pemerintah Daerah

Keluhan akibat dampak kenaikan BBM subsidi juga dirasakan nelayan di Pulau Bintan. Hal ini disampaikan oleh Ketua Kelompok Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kabupaten Bintan, Buyung Adly.

Baca Juga:Rupiah Diprediksi Tertekan Usai Harga BBM Naik

Dikatakan Buyung, sebelum adanya kenaikan BBM subsidi ini sebenarnya sudah menyulitkan para nelayan dengan regulasi atau aturan untuk mendapatkan solar subsidi di Bintan.

"Kemudian dengan kenaikan ini, tentu menambah kekecewaan para nelayan khususnya di Kabupaten Bintan. Biaya operasional nelayan untuk melaut juga akan bertambah besar," ujar Buyung.

Perlu diketahui, jelas Buyung, tidak semua nelayan di Bintan memiliki modal besar. Terutama bagi nelayan-nelayan tradisional yang memiliki modal pas-pasan akan sangat berdampak.

"Nelayan kecil membutuhkan sekitar 20 sampai 30 liter solar untuk sekali melaut. Dengan biaya sekitar Rp 150 ribu - Rp 180 ribu. Adanya kenaikan ini, nelayan bisa mengeluarkan biaya untuk membeli solar, Rp 220 ribu lebih, tentu memberatkan," jelas Buyung yang menyebutkan di Bintan ada sebanyak 17.000

Beberapa hari ini, kata Buyung, nelayan menyiasati dengan jarak untuk menangkap ikan tidak terlalu jauh ke tengah laut. Namun, tetap ada dampaknya yakni hasil tangkapan berkurang.

Baca Juga:Kecewa Harga BBM Naik, Sekelompok Warga Jogja Minta Megawati Jewer Jokowi

"Kami berharap ada bantuan dari pemerintah daerah, lebih memperhatikan nasib-nasib para nelayan. Bantuan itu bisa berupa, subsidi lainnya, sembako, bantuan langsung tunai atau bantuan alat tangkap untuk nelayan dengan memastikan tepat sasaran," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak