SuaraBatam.id - Pemerintah Kota (Pemko) Batam, memastikan ratusan ekor hewan kurban berupa kambing yang mati bukan terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Batam, Mardanis mengatakan, untuk saat ini setidaknya terdapat 393 ekor kambing kurban yang mati setibanya dari Lampung Tengah ke Kota Batam, Kepulauan Riau.
"Dugaan kita hewan kurban kambing terlalu lelah dalam perjalanan yang memakan waktu hingga 4 hari dari Lampung Tengah," ungkapnya, Selasa (5/6/2022).
Dari data hewan kurban kambing yang akan masuk ke Kota Batam, Mardanis melanjutkan total sebanyak 2.535 ekor.
Baca Juga:Sejumlah Warga Gagal Naikkan Sapi ke Perahu, Endingnya Justru Kocak
Tidak hanya itu, saat ini ada beberapa puluh ekor kambing yang akhirnya harus dipotong lebih awal dan diperuntukkan bagi para penjual daging di pasar.
"Berbeda dengan sapi kemarin. Untuk hewan kambing memang tingkat stresnya lebih tinggi. Apalagi terlalu berhimpitan selama perjalanan. Intinya bukan dikarenakan PMK," ungkapnya.
Penasehat Asosiasi Pedagang Peternak Sapi dan Kambing Kota Batam, Musofa, mengatakan selain rute perjalanan yang cukup memakan waktu, penyebab lainnya adalah kekurangan pakan ternak selama perjalanan.
"Kambing lebih kuat makan ketimbang sapi. Misalkan satu ekor sapi bisa memakan rumput hanya satu ikat dalam sehari. Sementara satu ekor kambing harus dua ikat rumpit dalam sehari, dengan kiloan pakan yang sama," tuturnya.
Sementara, bagi para penjual hewan kurban, hal ini diakui menimbulkan kerugian yang cukup besar.
Baca Juga:Ganggu Pejalan Kaki, Wagub DKI Minta Pedagang Tak Jualan Hewan Kurban di Trotoar
Dimana untuk saat ini, para pedagang terpaksa mengembalikan uang untuk pemesanan hewan kurban bagi beberapa pembeli.
"Ada sekitar 40 ekor kambing kalau di kandang saya. Solusinya, saya kembalikan uang untuk pembelian hewan kambing," ungkap Kakan Sri Agung, salah satu pedagang hewan kurban di kawasan Batam Center.
Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait