SuaraBatam.id - Koordinator Aliansi Masyarakat Peduli Bangsa (AMPB) Batam, mengusulkan kepada Pemerintah agar tempat penampungan bagi para imigran Afganistan dipindahkan ke pulau yang berada diluar kota Batam.
Massa AMPB mendatangi Hotel Kolekta, Lubuk Baja, Rabu (2/3/2022) kemarin sore yang menjadi lokasi penampungan bagi para pengungsi asal Afganistan.
"Maksud dan tujuan dari kedatangan kami kesini adalah sebagai bentuk kepedulian dan dukungan terhadap Pemerintah Kota Batam dalam hal menangani para pengungsi Imigran yang kami nilai sudah sangat meresahkan ini," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya meminta kepada pemerintah agar segera merelokasi pengungsi ketempat yang semestinya yaitu Community House khusus pengungsi, karena Hotel Kolekta dan Sekupang yang mereka tempati bukan peruntukan pengungsi.
Baca Juga:Batam PPKM Level III, PTM Diberlakukan 50 Persen, Jam Belajar Maksimal 4 Jam
"Kalau bisa mereka ditempatkan di suatu tempat yang mudah untuk diawasi, contohnya di camp vietnam, Barelang," harapnya.
Lanjutnya, point penting yang kedua, meminta kepada UNHCR untuk segera bertindak melihat situasi seperti ini.
"Karena semua pengungsi atas rekomendasi UNHCR. Makanya kami minta mereka turun ke Batam," tegasnya.
Arba juga menyampaikan, jika permohonan ini tidak diindahkan oleh pemerintah, pihaknya berjanji akan melakukan aksi unjuk rasa kembali dengan jumlah massa lebih besar dari sekarang.
"Kami minta pemerintah tolong didengarkan permohonan kami ini. Jika tidak diindahkan, kami akan turun lagi dengan jumlah yang lebih besar dari yang ada sekarang," imbuhnya.
Baca Juga:Invasi Militer Rusia ke Ukraina: Tewaskan 227 Warga Sipil dan 1 Juta Orang Mengungsi
Perwakilan dari pengungsi Afganistan, Ali memberikan tanggapan, pihaknya tidak mau rusuh.
Pihaknya hanya minta tolong agar Polisi menyampaikan kepada UNHCR agar proses Resettlement kami dapat cepat untuk di proses.
"Saya akan sampaikan ke teman pengungsi lainnya apa yang bapak sampaikan," ungkapnya.
Koordinator AMPB Batam, Arba Udin menjelaskan kedatangan kelompoknya, hanya ingin menemui koordinator dari para pengungsi yang hingga saat ini masih berada di Kota Batam.
"Kenapa kemarin kami ingin temui, karena kami ingin menyampaikan keluhan kami, atas aksi yang selalu mereka lakukan setiap minggu di Batam," tegasnya melalui sambungan telepon, Kamis (3/2/2022).
Arba menambahkan, mengenai keluhan yang disampaikan oleh AMPB, terkait aksi unjuk rasa yang setiap minggu dilakukan oleh para pengungsi.
Aksi ini diakuinya membuat resah beberapa kalangan masyarakat, terutama saat massa aksi melakukan blokade akses masuk ke satu perumahan yang berada di kawasan Batam Center.
Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait