Harga Kedelai di Bintan Beratkan Pedagang, Ukuran Tahu dan Tempe Dikurangi Atasi Kerugian

Perajin tahu dan tempe di Kijang, Bintan, Kasmanto, di Tanjungpinang, Senin, terpaksa memperkecil ukuran tahu dan tempe yang dihasilkan untuk menyiasati timbulnya kerugian aki

Eliza Gusmeri
Selasa, 01 Maret 2022 | 09:58 WIB
Harga Kedelai di Bintan Beratkan Pedagang, Ukuran Tahu dan Tempe Dikurangi Atasi Kerugian
Suasana pasar di Tanjungpinang (foto: antara)

SuaraBatam.id - Kenaikan harga kedelai dari Rp500 ribu menjadi Rp565 ribu per karung untuk ukuran lima kilogram, membuat sejumlah perajin tahu dan tempe di Pulau Bintan, Kepri mengurangi produksi mereka.

Perajin tahu dan tempe di Kijang, Bintan, Kasmanto, di Tanjungpinang, Senin, terpaksa memperkecil ukuran tahu dan tempe yang dihasilkan untuk menyiasati timbulnya kerugian akibat kenaikan kedelai.

Ia mengaku saat ini produksi bahan baku kedelai berkurang 25 kilogram, dari biasanya 100 kilogram menjadi 75 kilogram per hari.

"Omzet harian pasti berkurang, tapi mau bagaimana lagi, yang penting produksi tetap jalan dengan menyesuaikan harga kedelai saat ini," kata dia.

Baca Juga:Lagi Indah dan Mekar, Pesona Pohon Sakura di Kijang Jadi Daya Tarik Pengunjung

Perajin tahu dan tempe di Jalan Batu Hitam, Tanjungpinang, Ganis, mengakui cukup kewalahan dalam menentukan harga jual tahu dan tempe di tengah kenaikan harga kedelai di pasaran.

Ia juga harus memperkecil ukuran tahu dan tempe hingga lima persen dari biasanya, agar tidak merugi dan di sisi lain harga jualnya tetap stabil.

"Harga jual masih normal, meskipun ada sejumlah perajin yang mulai menaikkan harga tahu dan tempe," katanya.

Ia berharap pemerintah dapat mencari solusi terhadap kenaikan harga kedelai, karena dikhawatirkan banyak perajin tahu dan tempe di Pulau Bintan mogok produksi akibat tidak menguntungkan mereka.

"Di sejumlah daerah di Indonesia, sudah banyak yang mogok produksi, sementara kita di sini masih bertahan, padahal terseok-seok," kata dia.

Baca Juga:Potret Kijang Innova Melintas di Jalan Bikin Publik Melongo, Ternyata Ini Penyebabnya

Secara terpisah, Gubernur Kepri Ansar Ahmad memaklumi keluhan perajin tahu dan tempe Pulau Bintan di tengah naiknya harga kedelai secara nasional tersebut.

Ia menyatakan bahwa pemerintah daerah tidak punya kewenangan untuk mengintervensi harga kedelai di pasaran, karena persoalan itu kewenangan pemerintah pusat.

"Kedelai di Indonesia diimpor dari luar negeri, jadi wewenangnya ada di pemerintah pusat," ucap Ansar.

Kendati demikian, ia menyampaikan tetap berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mencari solusi terkait kenaikan harga kedelai yang berdampak langsung terhadap kondisi para perajin tahu dan tempe di daerah.

"Harap sabar menunggu, pemerintah pasti berupaya maksimal dalam menstabilkan harga kedelai di Indonesia," demikian Ansar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini