SuaraBatam.id - Warga Kampung Aceh RW 14, Sei Beduk, Batam, yang menjadi korban banjir sejak awal tahun baru 2022 masih bertahan di posko pengungsian.
Hingga saat ini mereka membutuhkan perlengkapan sekolah untuk anak-anak dan kasur.
"Kalau baju-baju dari warga dan makanan, Insya Allah masih cukup. Cuma kita butuh perelengkapan sekolah seperti buku-buku, alat tulis, seragam sekolah, tas dan sepatu," ujar Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kelurahan Muka Kuning, Miswar, Kamis (6/1/2022).
Diakuinya, sejak banjir yang melanda kawasan pemukiman tersebut, kini anak-anak di Kampung Aceh telah kembali bersekolah.
Baca Juga:Tiga Event Wisata Menarik di Batam Awal Tahun 2022
Walau demikian, beberapa anak bahkan terpaksa bersekolah dengan tidak menggunakan seragam, dan beberapa lainnya juga tidak menggunakan sepatu.
"Banjir kemarin di sini sampai sepinggang orang dewasa. Banyak peralatan sekolah yang hilang karena hanyut terbawa banjir," paparnya
Selama ini bantuan yang datang juga diakuinya masih dari organisasi masyarakat, partai dan masyarakat, pihaknya belum menerima bantuan dari pemerintah.
"Bantuan pemerintah belum ada. Dinsos memang ada berikan kami tenda. Namun karena lokasi kami sempit, tenda dari Dinsos tak bisa kami gunakan. Kami masih menunggu katanya ada. Jadi Posko ini sebenarnya teras rumah saya sekaligus tempat jualan," kata Miswar.
Akibat banjir, Miswar menjelaskan ada 400 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak.
Baca Juga:Pertamina Batam Ingatkan Gas LPG Subsidi Hanya untuk Warga Tak Mampu
"Di RW 14 terdiri dari 6 RT. Tapi 3 RT yang lebih parah. Pertama RT 02 Kampung Aceh, RT 03 Kampung Tower dan RT 05 Kampung Gotong Royong. Sebagian lagi Kampung Nusantara RT 4 ada 4 KK. RT 01 6 KK. Totalnya 400 KK," paparnya.
Miswar juga menerangkan saat ini posko pengungsian berada di 4 titik, yakni di Gereja Pintu 1 Piayu, 2 di Masjid dan 1 lagi di Kantor Lurah.
"Sekarang sebagian warga ada yang sudah kembali ke rumah masing-masing ada juga yang masih mengungsi. Lantaran rumah yang dibelakang rusak dan perabotannya pada hilang. Lantaran air mencapai 3 meter," katanya.
Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait