SuaraBatam.id - Penghuni Apartemen Indah Puri Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, membantah menyewa preman untuk menghalangi pembongkaran oleh pihak manajemen Sabtu lalu.
Seorang penghuni, Nia mengaku kecewa dengan tudingan tersebut. Padahal saat ini, Ia menyebutkan sedang berusaha menjual beberapa perabot untuk biaya bertahan hidup, apalagi berpikir untuk membayar preman.
"Pikiran kami bertiga kakak beradik ini masih kalut mas. Bagaimana kami punya uang untuk menyewa oknum, untuk makan saja ini kami sudah berpikir akan menjual beberapa barang kami," paparnya.
Hal senada juga disampaikan oleh WNA asal Inggris, Brian penghuni apartemen blok 9, yang mengaku bahkan terkejut dengan kedatangan sekelompok massa yang melawan petugas pembongkaran.
Baca Juga:Tiga Orang Mengaku Dibayar untuk Halangi Pembongkaran Apartemen Indah Puri
Awalnya para penghuni sendiri sepakat, hanya berniat berusaha menghentikan alat berat yang mulai masuk ke area apartemen.
"Bisa kalian lihat sendiri, akhirnya mereka tetap melakukan perobohan properti kemarin. Saya rasa itu hanya akal-akalan dari pengelola saja," sesalnya.
Penghuni mulai mengemas barang
Paska bentrok antar dua kubu yang terjadi di kawasan Indah Puri Apartemen, Sekupang, Batam, Sabtu (18/12/2021) kemarin.
Kini mayoritas penghuni apartemen memilih untuk memindahkan perabotan rumah tangga yang mereka.
Baca Juga:Listrik Diputus di Apartemen Indah Puri Sekupang, Penghuni Protes Sampai Bentrok
Pasalnya pihak management Indah Puri Golf and Resort selaku pengelola, tetap memilih ingin merobohkan seluruh bangunan apartemen yang berjumlah 10 blok.
Pantauan di lokasi, Rabu (22/12/2021) kawasan Apartemen terlihat masih dijaga oleh beberapa orang yang diduga disewa untuk mengamankan kawasan, tidak hanya itu beberapa petugas Kepolisian juga terlihat turut berada di lokasi.
Saat ini sebanyak 4 alat berat berupa eskavator bersiaga di sekitar bangunan, yang juga tampak telah dirobohkan.
Tampak mobil angkutan sibuk membantu penghuni apartemen dalam melakukan pembongkaran, dan memindahkan barang.
Nia salah satu penghuni apartemen yang berada di blok 9 mengaku saat ini hanya fokus dalam mengamankan perabot.
Nantinya, perabotan tersebut akan dipindahkan ke satu lokasi seperti gudang, yang juga akan digunakan bersama dengan para penghuni apartemen lainnya.
"Lihat aja sendiri mas, mereka (pengelola) tetap memilih untuk melakukan pembongkaran. Saya dan beberapa penghuni lain akhirnya memilih untuk sewa gudang, buat amankan perabotan dan furniture kami," paparnya ditemui di lokasi.
Nia yang hanya tinggal bersama kedua adiknya, mengaku untuk sementara memilih tinggal di kontrakan, dan berencana untuk berusaha menjual beberapa perabot sebagai upaya bertahan hidup.
Mengenai proses pemindahan dan penyewaan gudang untuk perabot, Nia mengaku terpaksa berhutang dikarenakan tidak ada biaya ganti rugi dari pengelola.
"Jadi sia-sia aja dulu kami dapat Akta Jual Beli (AJB) dari pengelola. Sudah begini mereka hanya tahu minta kami untuk pergi," terangnya.
Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait