SuaraBatam.id - Menurut Asosiasi Pedagang Babi Kota Batam bahwa marak peredaran daging babi selundupan di Pulau Bintan (Tanjungpinang-Bintan).
Menanggapi laporan itu, Asosiasi Pedagang Babi Kota Batam menggelar operasi patuh karantina pada sejumlah pintu masuk barang, salah satunya di Pelabuhan ASDP Tanjunguban, Kecamatan Bintan Utara, Jumat (22/10/2021).
Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang, Raden Nurcahyo Nugroho, mengatakan Pulau Bintan yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura menjadi zona rawan penyeludupan komoditas pertanian harus menjadi kewaspadaan seluruh aparat yang berwenang.
"Target operasi patuh kita kali ini adalah pengawasan terhadap adanya dugaan lalu lintas media pembawa HPHK/OPTK berupa komoditas beras dan daging babi secara ilegal," ujar Nurcahyo dikutip dari batamnews.
Baca Juga:Praktisi Pariwisata Bintan Minta Gubernur Pertahankan Kampus BTI
Salah satunya Pelabuhan ASDP Tanjunguban merupakan pelabuhan penyeberangan yang melalulintaskan penumpang dan barang dari dan menuju pulau Batam.
Operasi ini melibatkan POMAL Barakuda Tanjunguban, Babinsa, Kepolisian Kawasan Pelabuhan, Bea dan Cukai, BKIPM, BPTD dan Operator Pelabuhan ASDP Tanjunguban
Operasi patuh karantina dilaksanakan sesuai dengan amanah UU Nomor 21/2019 tentang Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan.
Jadi selain melaksanakan tugas pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK, Pejabat Karantina juga memiliki tugas menjamin kesehatan dan keamanan pangan dan pakan serta mengawasi lalu lintas IAS, PRG dan TSL.
Salah satunya beras sebagai kebutuhan pokok masyarakat harus terjamin kesehatan dan keamanan pangannya, bila dimasukkan secara ilegal tentu tidak ada jaminan kesehatan dan keamanan pangannya.
Baca Juga:Pemkab Ambil Alih Kepemilikan, Kampus Pariwisata BTI di Kijang Ditutup
"Setiap kendaraan barang maupun penumpang tak luput dari pemeriksaan tim gabungan yang terdiri dari tim Wasdak Karantina Pertanian Tanjungpinang dan instansi terkait," jelasnya.
Koordinator Wasdak Karantina Pertanian Tanjungpinang, Purwanto, menjelaskan dalam operasi patuh kali ini, ditemukan masih adanya penumpang yang membawa komoditas pertanian yang termasuk barang tentengan yaitu berupa beras 10 kg dan sayuran 10 Kg dari Batam tanpa dilengkapi Sertifikat Kesehatan dari daerah asal.
"Sementara untuk kegiatan domestik keluar ditemukan adanya lalu lintas ayam, telur ayam dan kelapa yang telah lapor karantina dan dilengkapi Sertifikat Kesehatan," katanya.
Sertifikasi merupakan jaminan kesehatan dan keamanan pangan maupun pakan, sehingga dibutuhkan kesadaran bersama akan pentingnya Karantina Pertanian.
"Kita berikan pemahaman agar kedepannya dengan penuh kesadaran akan lapor karantina jika membawa barang dari luar ke dalam maupun sebaliknya," ucapnya.