Jejak G30S/PKI di Batam, Disangka Simpatisan Padahal Relawan Ganyang Malaysia

Memang, sangat nihil literasi yang memuat sejarah atau kisah G30S/PKI di Batam, bisa dikatakan tidak ada.

Eliza Gusmeri
Kamis, 30 September 2021 | 10:09 WIB
Jejak G30S/PKI di Batam, Disangka Simpatisan Padahal Relawan Ganyang Malaysia
Suasana rumah kayu warga pada awal mula Batam di bangun (Foto: buku BP)

Sebelum menjadi Kotamadya, Batam awalnya masih berstatus kecamatan dengan ibu kota kecamatan di Pulau Buluh.

Menurut Hartoyo, tidak ditemukan pelarian maupun simpatisan PKI di Batam pada masa itu. Namun, tetap saja ada peristiwa penangkapan.

"Seingat saya tidak ditemukan pelarian PKI di Batam, tapi anehnya ada yang ditangkap-tangkapin, ada yang diintrogasi, kemudian dilepaskan lagi," kata dia, Senin 27 September saat diwawancarai di kantornya, di Tiban Batam.

Orang-orang yang ditangkap yang dimaksud Hartoyo adalah sukarelawan atau rakyat sipil yang dilatih militer sebelumnya untuk menghadapi konfrontasi Malaysia.

Baca Juga:Punya Kartu Intelijen, Gembong PKI Dalang G30SPKI Bebas Bersembunyi di Sarang Tentara

"Saat itu kita kan lagi konfrontasi dengan Malaysia juga, jadi ada sukarelawan yang dilatih untuk itu, mereka warga sekitar Pulau Batam, ada juga karyawan yang bekerja di perusahaan minyak yang saat itu juga ikut berlatih," jelas Hartoyo.

Hartoyo sangat yakin sukarelawan tersebut bukan PKI, karena waktu kecil ia sering melihat relawan tersebut berlatih setiap sore di sekitar Kecamatan Batam.

"Mungkin karena mereka dilatih oleh relawan dari Jawa dan militer, dan mungkin aktivitas tersebut dicurigai. Padahal pemuda-pemuda itu dilatih untuk berperang melawan Malaysia. Latihannya tidak menggunakan senapan, cuma pakai kayu, sifatnya lebih gerilya gitu," tambah dia.

Konfrontasi dengan Malaysia

Seperti diketahui, sebelum peristiwa 30S/PKI, Indonesia pada masa pemerintahan Soekarno saat itu juga sedang berkonfrontasi dengan Malaysia, atau lebih dikenal dengan peristiwa Ganyang Malaysia.

Baca Juga:7 Jenderal G30SPKI yang Gugur dan Jasadnya Ditemukan di Lubang Buaya

Konfrontasi ini, sebagai peristiwa perang terkait persengketaan wilayah dan penolakan penggabungan wilayah Sabah, Brunei, dan Sarawak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini