Bikin Bangga! Batam Ternyata Pernah Kuasai Bisnis Batu Bata Internasional Pada Abad 18

Batam brickworks, pabrik batu bata yang telah menggunakan tenaga mesin ini diklaim dalam sehari mampu memproduksi hingga 30.000 batu bata keras atau hard burnt brick.

M Nurhadi
Selasa, 17 Agustus 2021 | 11:44 WIB
Bikin Bangga! Batam Ternyata Pernah Kuasai Bisnis Batu Bata Internasional Pada Abad 18
Batam Brickworks (Ist/Berbagai sumber)

Namun, perjalanan pabrik Batam Brickworks dalam memenuhi pasokan bahan bangunan memiliki lika-likunya sendiri seperti sempat beralih tangan dari perkongsian Raja Ali Kelana dengan Ong Sam Leong kepada Sam Bee Brick Works pada 1910.

Di bawah manajemen Sam Bee Brick Works, label BATAM pada batu bata tetap digunakan. Satu dekade kemudian, pabrik Batam Brickworks kembali dipegang oleh perusahaan Ong Sam Leong dan agen pemasaran Messrs. Boustead & Co. dari Eropa pada 1921.

Kejayaan Batam Brickworks di bawah manajemen Raja Ali Kelana lambat laun tergerus dengan adanya persoalan internal seperti macetnya produksi dan masalah keuangan. Selain itu Batam Brickworks menghadapi masalah sabotase dari pihak eksternal terkait politik.

Raja Ali Kelana menurut sejarah diduga merupakan salah seorang tokoh dari kelompok yang melawan politik kolonial pemerintahan Hindia Belanda yang memegang konsesi wilayah Pulau Batam sejak adanya Traktat London.

Baca Juga:Garuda Pancasila, Lagu Gubahan Seniman Lekra, Lembaga Kebudayaan yang Dekat dengan PKI

Alasan tekanan politiklah yang membuat Raja Ali Kelana mau tak mau harus melepaskan aset produksi Batam Brickworks pada perusahaan lain dan hijrah ke Johor guna menghindari ancaman dari Belanda pada 1911.

Sejarah usaha Raja Ali Kelana dalam membangun dan mengelola pabrik batu bata di Batu Aji, Pulau Batam, dapat dilihat sebagai sebuah pondasi awal pengembangan industri manufaktur di Pulau Batam yang diwujudkan dalam sebuah pabrik dan perusahaan miliknya yang bernama Batam Brickworks.

Sampai saat ini, sisa keberadaan batu bata produksi Batam Brickworks ini masih dapat dilihat pada bekas tiang istana laut di Kampung Bulang, Pulau Penyengat, dan di kompleks makam Tumenggung Abdul Jamal di Pulau Bulang Lintang, Batam. Pada balok-balok batu bata merah tersebut masih terlihat jelas label BATAM yang ada di permukaannya.

Bahkan jejak keberadaan posisi pabrik Batam Brickworks di Batu Aji mulai teridentifikasi. Pasalnya pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam menguak sebuah potongan cerobong asap yang diduga merupakan satu-satunya puing bangunan yang tersisa dari pabrik batu bata kesohor tersebut.

Cerobong asap ini memiliki ukuran tinggi 3,5 meter, lebar 170 centimeter, diameter cerobong asap 65 centimeter, dan tebal bangunan 52 centimeter.

Baca Juga:Pilot Banting Setir Jadi Penjual Ikan Beromset Hingga Rp2 Miliar Tiap Bulan

Kontributor : Muhammad Subchan Abdillah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak