Taliban Dituduh Tembak Manajer Radio, Puluhan Jurnalis Tewas, Terluka dan Diculik

"Omari dibunuh oleh orang-orang bersenjata tak dikenal, dia adalah orang liberal, kami menjadi sasaran karena bekerja secara independen," kata kepala NAI, Mujeeb Khelwatgar.

M Nurhadi
Senin, 09 Agustus 2021 | 14:51 WIB
Taliban Dituduh Tembak Manajer Radio, Puluhan Jurnalis Tewas, Terluka dan Diculik
Taliban telah mengintensifkan kampanyenya untuk mengalahkan pemerintah yang didukung AS ketika pasukan asing menyelesaikan penarikan mereka setelah 20 tahun perang [Abdul Khaliq Achakzai / Reuters]

SuaraBatam.id - Pejabat Afghanistan mengklaim, Taliban diduga membunuh seorang manajer stasiun radio Afghanistan di Kabul dan menculik seorang wartawan di provinsi Helmand pada Senin (9/8/2021).

Apabila serangan ini terbukti, hal ini mmebuktikan Taliban tidak segan-segan untuk menargetkan awak media.

Sejumlah orang yang melengkapi diri dengan senjata menembak Toofan Omar, manajer stasiun radio Paktia Ghag, dan seorang pengurus NAI dalam pembunuhan yang ditargetkan di ibukota Kabul pada Minggu (8/8/2021).

NAI adalah kelompok pembela hak asasi yang mendukung media independen di Afghanistan.

Baca Juga:Perempuan Afghanistan Takut Taliban Kembali Berkuasa: Dikekang hingga Jadi Budak Seks

"Omari dibunuh oleh orang-orang bersenjata tak dikenal, dia adalah orang liberal, kami menjadi sasaran karena bekerja secara independen," kata kepala NAI, Mujeeb Khelwatgar.

Para pejabat di Kabul menduga para pejuang Taliban telah melakukan serangan itu. NAI pada bulan lalu melaporkan sedikitnya 30 jurnalis dan pekerja media tewas, terluka atau diculik oleh kelompok militan di Afghanistan pada 2021.

Di provinsi selatan Helmand, para pejabat mengatakan, pejuang Taliban telah menangkap seorang jurnalis lokal bernama Nematullah Hemat dari rumahnya di Lashkar Gah.

"Sama sekali tidak ada petunjuk di mana Taliban telah menculik Hemat, kami benar-benar panik," kata Razwan Miakhel, kepala saluran TV swasta Gharghasht TV.

Meski demikian, juru bicara Taliban mengklaim kepada Reuters bahwa dia tidak memiliki informasi tentang pembunuhan di Kabul atau jurnalis yang diculik di Helmand.

Baca Juga:Kabar Terkini Kasus Pembunuhan Wartawan di Sumut, 4 Oknum TNI AD Ditahan

Koalisi organisasi berita Afghanistan telah menulis surat kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan para pemimpin di Dewan Perwakilan Rakyat AS untuk mendesak mereka agar memberikan visa imigrasi khusus kepada wartawan Afghanistan dan staf pendukung media.

Kekinian, Taliban merebut tiga kota di wilayah utara Afghanistan pada akhir pekan dan mengancam akan merebut lebih banyak lagi.

Taliban juga meningkatkan serangan terhadap pasukan pemerintah Afghanistan setelah Washington memutuskan untuk mengakhiri misi militer AS di negara itu pada akhir Agustus. Antara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini