Lois, pedagang ikan air tawar di Pasar Bintan Centre Tanjungpinang juga merasakan dampak negatif dari razia tersebut. "Biasanya setiap hari terjual minimal 50 kg ikan, sekarang hanya laku sedikit," keluhnya.
Razia protokol kesehatan yang dipimpin Wali Kota Tanjungpinang Rahma menimbulkan polemik. Tidak hanya pedagang yang marah, melainkan juga anggota DPRD Kepri dari PDIP, Lis Darmansyah.
Lis saat menemani Yuniarni Pustoko Weni, istrinya, yang juga Ketua DPRD Tanjungpinang, mengamuk di Pasar Bintan Centre. Ia berteriak agar Satgas Penanganan COVID-19 Tanjungpinang memperlakukan pedagang dengan baik.
"Jangan perlakukan pedagang seperti maling. Mereka bukan maling, tidak perlu dikejar-kejar. Mereka bukan pelacur. Laksanakan tugas satgas dengan manusiawi," kata Lis.
Baca Juga:Jenazah Pasien Corona di Kepri Diambil Paksa Keluarga, Polisi Turun Tangan
Lis mengatakan setiap kebijakan yang diambil pemerintah harus terukur, jangan sampai menimbulkan permasalahan di kemudian hari.
"Perekonomian Tanjungpinang itu dibangun oleh ekonomi kerakyatan. Jadi harus berhati-hati dalam melaksanakan tugas memutus rantai penularan, jangan sampai menimbulkan ketakutan sehingga pasar menjadi sepi," tegas Lis, yang juga mantan Wali Kota Tanjungpinang.
Aksi Lis di Pasar Bintan Centre menyinggung Rahma. Rahma tidak menyebutkan nama Lis, meski mengatakan ada seseorang yang mencari panggung dan mengganggu razia protokol kesehatan.
"Saya ini pemimpin di Tanjungpinang memiliki tugas memutus rantai penularan COVID-19," tutupnya.
Baca Juga:Penjual Obat Pasar Pramuka Ditangkap Jual Ivermectin Rp 475 Ribu Per Kotak
- 1
- 2