Dinas Kesehatan Ungkap Penyebab Utama Ledakan Kasus Covid-19 di Kepri

"Memang terjadi lonjakan kasus yang signifikan dalam sebulan terakhir di provinsi in i," kata Bisri.

M Nurhadi
Sabtu, 03 Juli 2021 | 19:00 WIB
Dinas Kesehatan Ungkap Penyebab Utama Ledakan Kasus Covid-19 di Kepri
Vaksinasi Massal di Kota Batam (Antara)

SuaraBatam.id - Kepala Dinas Kesehatan Kepri Mocahammad Bisri menyebut, pemicu kenaikan kasus COVID-19 di daerah itu bermula usai munculnya varian baru, testing, hingga disiplin protokol kesehatan.

"Memang terjadi lonjakan kasus yang signifikan dalam sebulan terakhir di provinsi in i," kata Bisri di Tanjungpinang, Sabtu (3/7/2021).

Ia menyangka, sejak kemunculan varian baru COVID-19 B117 dari Inggris di Kota Batam pada akhir bulan Mei 2021, menyebabkan angka penyebaran virus di daerah setempat makin bertambah.

Dia katakan varian yang diklaim lebih cepat menular itu ketika pertama kali terdeteksi, maka populasinya langsung meningkat.

Baca Juga:Deretan Hotel Berbayar Mandiri untuk Isoman di Jakarta

"Memang betul itu, varian baru jadi penyumbang kasus aktif di daerah kita," ujar Bisri.

Kemudian peningkatan angka testing atau pengetesan COVID-19 masyarakat turut berdampak pada meningkatnya jumlah kasus aktif.

Meski demikian, kata Bisri, upaya itu justru jadi langkah preventif pemerintah terhadap penanganan pandemi COVID-19.

"Semakin banyak testing, maka makin cepat pula mengetahui kondisi COVID-19 di suatu daerah," ungkap Bisri kepada Antara.

Lebih lanjut, Bisri turut mengimbau agar masyarakat selalu disiplin protokol kesehatan sebagai salah satu kunci memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Baca Juga:Dianggap Bernilai Mahal, Belasan Guci Tanpa Dokumen Resmi Diamankan Polisi

Kesadaran masyarakat mematuhi 3M, tentu sangat dibutuhkan mengingat saat ini angka keterisian tempat tidur pasien COVID-19 di rumah sakit hampir penuh.

"Ayo dukung pemerintah tekan angka kasus COVID-19. Jangan sampai kita atau keluarga kena virus ini," pungkas Bisri.

Lanjut Bisri sampai saat ini total kasus aktif mencapai 4.142 orang, sekitar 10 persen atau 400 orang menjalani perawatan rumah sakit, selebihnya menjalan isolasi terpadu dan isolasi mandiri di rumah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini