Hal ini lantaran sesama sopir kendaraan umum harus bersaing untuk mendapatkan penumpang dan kejar setoran hingga tak jarang sampai kebut-kebutan dan melanggar rambu lalu lintas.

Tidak hanya predikat suka ugal-ugalan, kebanyakan armada Bimbar yang beroperasi juga bisa dibilang tua. Hampir separuh dari keseluruhan armada yang beroperasi di jalanan Batam sudah tidak layak saat inspeksi kir kendaraan.
Bimbar yang cukup banyak menguasai trayek penting di Batam kini memasuki era baru dan menghadapi regulasi transportasi umum yang terus diperbarui.
Kemunculan bus Trans Batam milik Damri yang mendapat suntikan dana untuk peremajaan armada juga merupakan pesaing Bimbar. Meski jumlah Bimbar sebagai angkot milik swasta lebih banyak, tetapi Trans Batam mendapat reputasi cukup baik dari masyarakat dari segi keamanan dan keselamatannya.
Baca Juga:Jokowi Bangga Indonesia Bisa Ekspor Kereta ke Bangladesh dan Filipina
Selain Trans Batam, kini era kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi menjadi momok bagi eksistensi Bimbar di Batam.
Dengan hadirnya layanan taksi dan ojek online di Batam menggerus sebagian besar pangsa penumpang Bimbar. Meski Bimbar masih beroperasi di beberapa trayek, tetapi sepi penumpang. Angkot legenda itu kini tampak lebih sering ngetem di pinggiran jalan tertentu.
Kontributor : Muhammad Subchan Abdillah