SuaraBatam.id - Moda transportasi umum di Batam jadi sarana penting yang keberadaanya bisa menjadi cerminan dari kondisi perkembangan dan kemajuan kota tersebut. Salah satunya angkot terkenal asal Batam, yakni Bimbar atau Bintang Kembar.
Batam memiliki berbagai moda transportasi yang beroperasi sejak 1980-an. Sesuai dengan urutan umurnya, pergerakan transportasi umum di Batam dimulai dari kendaraan mobil taksi, angkutan kota (angkot), minibus, dan bus.
Menurut sejarahnya, angkot adalah kendaraan umum bertrayek tertua setelah sebelumnya didominasi oleh taksi yang beroperasi tanpa trayek di Batam sejak era 1980-an.
Berbagai trayek yang menghubungkan beberapa daerah penting di Batam yang memiliki banyak penduduk hampir dikuasai oleh angkot dan jumlahnya mencapai ribuan pada dekade 2000-an. Ada beberapa pihak swasta penyedia layanan transportasi umum yang dapat izin Pemerintah Kota (Pemko) Batam.
Baca Juga:Jokowi Bangga Indonesia Bisa Ekspor Kereta ke Bangladesh dan Filipina
Salah satu perusahaan swasta transportasi umum di Batam yang cukup menguasai pangsa penumpang sejak itu adalah PO Bintang Kembar (Bimbar). Sebuah perusahaan jasa transportasi umum asal Sumatera Utara. Dominasi perusahaan yang cukup kuat dari akhir era 1990-an hingga 2000-an itu sampai-sampai melekat di benak masyarakat.
Trayek Bimbar terbilang bisa diandalkan untuk sekadar berkeliling Batam. Ada beberapa rute trayek yang dilintasi Bimbar di Batam dan masing-masing trayek dibedakan berdasarkan warna armada.
Diantaranya ada armada berwarna putih merah muda melayani rute Jodoh - Nongsa atau juga dikenal dengan sebutan Bimbar Jono. Merah marun untuk rute Jodoh - Batu Aji - Dapur 12 melalui Sukajadi. Biru tua melayani rute perjalanan Jodoh - Batu Aji - Tanjung Uncang via Batam Centre dan banyak jurusan lain.
Saking populernya angkot yang merajai jalanan di Batam hampir dua dekade, sebagian masyarakat tetap menyebut angkot jenis minibus yang sudah bergonta-ganti direksi itu dengan sebutan Bimbar.
Namun, era Bimbar seiring waktu mendapat citra buruk dari sebagian masyarakat yang lain. Pasalnya moda transportasi umum itu hampir tiap tahun mendulang angka kecelakaan lalu lintas di Batam.
Baca Juga:Pemkot Semarang Wajibkan ASN Naik Transportasi Umum, Ini Respon Ganjar Pranowo
Keberadaan angkot yang berkembang pesat di Batam menjadi pemicu persaingan antar sopir Bimbar di berbagai trayek. Alhasil, reputasi Bimbar memburuk sebagai moda transportasi umum yang tarifnya terjangkau bagi masyarakat.
Hal ini lantaran sesama sopir kendaraan umum harus bersaing untuk mendapatkan penumpang dan kejar setoran hingga tak jarang sampai kebut-kebutan dan melanggar rambu lalu lintas.
Tidak hanya predikat suka ugal-ugalan, kebanyakan armada Bimbar yang beroperasi juga bisa dibilang tua. Hampir separuh dari keseluruhan armada yang beroperasi di jalanan Batam sudah tidak layak saat inspeksi kir kendaraan.
Bimbar yang cukup banyak menguasai trayek penting di Batam kini memasuki era baru dan menghadapi regulasi transportasi umum yang terus diperbarui.
Kemunculan bus Trans Batam milik Damri yang mendapat suntikan dana untuk peremajaan armada juga merupakan pesaing Bimbar. Meski jumlah Bimbar sebagai angkot milik swasta lebih banyak, tetapi Trans Batam mendapat reputasi cukup baik dari masyarakat dari segi keamanan dan keselamatannya.
Selain Trans Batam, kini era kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi menjadi momok bagi eksistensi Bimbar di Batam.
Dengan hadirnya layanan taksi dan ojek online di Batam menggerus sebagian besar pangsa penumpang Bimbar. Meski Bimbar masih beroperasi di beberapa trayek, tetapi sepi penumpang. Angkot legenda itu kini tampak lebih sering ngetem di pinggiran jalan tertentu.
Kontributor : Muhammad Subchan Abdillah