Harga Emas Mendadak Naik, Dampak Imbal Hasil Pemerintah AS?

"Tapi kami masih akan melihat harga emas terus naik dan level 1.950 dolar AS sepertinya merupakan tujuan jangka pendek," kata Moya.

M Nurhadi
Kamis, 27 Mei 2021 | 09:35 WIB
Harga Emas Mendadak Naik, Dampak Imbal Hasil Pemerintah AS?
Emas Batangan. (Foto: Antaranews.com)

SuaraBatam.id - Harga emas sedikit menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis 27 Mei 2021 pagi WIB), didorong oleh ekspektasi berlanjutnya sikap dovish - kemungkinan menunda kenaikan suku bunga - Federal Reserve AS.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terkerek 3,2 dolar AS atau 0,17 persen menjadi ditutup pada 1.901,20 dolar AS per ounce.

Emas kini menembus pertahanan teknis utama 1.900 dolar AS, dan mencetak penyelesaian pertama di atas angka 1.900 dolar AS sejak awal Januari.

Sehari sebelumnya, Selasa (25/5/2021), emas berjangka melonjak 13,50 dolar AS atau 0,72 persen menjadi 1.898 dolar AS, setelah meningkat 7,8 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.884,50 dolar AS pada Senin (24/5/2021), dan jatuh 5,2 dolar AS atau 0,28 persen menjadi 1.876,70 dolar AS pada Jumat (21/5/2021).

Baca Juga:Dolar AS Kembali Menguat, Harga Emas Dunia Turun Tipis

Edward Moya, analis pasar senior di OANDA menduga, kenaikan imbal hasil (obligasi pemerintah) AS dan penguatan dolar memberi beberapa alasan untuk sebagian investor keluar dari emas.

"Tapi kami masih akan melihat harga emas terus naik dan level 1.950 dolar AS sepertinya merupakan tujuan jangka pendek," kata Moya.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan berubah lebih tinggi, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil, sementara indeks dolar pulih dari posisi terendah, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Sejumlah pejabat Fed telah menegaskan kembali komitmen mereka terhadap sikap kebijakan yang dovish, sementara wakil ketua Fed Richard, Clarida pada Selasa (25/5/2021) mengatakan mereka dapat mengekang berjangkitnya inflasi.

"Dengan investor masih membunyikan alarm atas inflasi, minat institusional dalam kompleks logam mulia kemungkinan akan terus meningkat setelah arus keluar berbulan-bulan, memberikan kekuatan yang mengimbangi terhadap kekhawatiran tapering (pengurangan pembelian obligasi) untuk saat ini," kata TD Securities dalam sebuah catatan.

Baca Juga:Emas Dunia Merangkak Naik Imbas Pelemahan Dolar AS

Emas sering kalidianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Pelaku pasar sekarang fokus pada produk domestik bruto, klaim pengangguran, dan data belanja konsumen AS minggu ini.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 17,9 sen atau 0,64 persen menjadi ditutup pada 27,877 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 3,3 dolar AS atau 0,28 persen menjadi ditutup pada 1.200,20 dolar AS per ounce. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini