Penanganan Wabah Corona di Tanjungpinang Lamban, Nakes Keras Pada Pasien

Kerabat pasien sempat bersitegang dengan salah seorang pejabat di Dinkes Tanjungpinang lantaran disuruh mengambil hasil pemeriksaan di RSUP Kepri.

M Nurhadi
Selasa, 25 Mei 2021 | 19:53 WIB
Penanganan Wabah Corona di Tanjungpinang Lamban, Nakes Keras Pada Pasien
Rumah Sakit Raja Ahmad Thabib (RSUP Kepri) salah satu rumah sakit rujukan pasien COVID-19 (ANTARA)

SuaraBatam.id - Pasien virus corona di Kota Tanjungpinang keluhkan lambannya penanganan oleh petugas dan aparat Dinas Kesehatan setempat.

Salah satu pasien yang mengeluhkan hal ini, Brando mengaku merasa kecewa dengan pelayanan petugas saat melakukan tes usap di Mes Pemda Batu 7 Tanjungpinang usai tes usap mandiri.

Usai tes tersebut, ia terkonfirmasi positif corona, sehingga ia melanjutkan tes usap dengan metode PCR untuk mengetahui hasil yang lebih akurat dan mengisolasi dirinya secara mandiri.

Namun, lantaran terlalu lama ia lantas melakukan tes antigen lagi dan hasilnya negatif.

Baca Juga:Persiapan Maha Vihara Maitreya di Sumut Jelang Perayaan Waisak 2021

"Namun hari ini petugas kesehatan menghubungi saya. Hasil tes PCR, positif. Saya disuruh untuk karantina terpadu di Hotel Lauhas Bintan, karena kamar saya tidak memenuhi syarat untuk isolasi mandiri. Tentu, saya menolaknya," ucapnya, Selasa (25/5/2021).

"Saya merasakan sendiri bahwa cerita soal pemeriksaaan yang cepat, penelusuran yang maksimal, pengobatan itu tidak ada sama sekali," keluhnya.

Hal serupa disampaikan Novita, yang merupakan kerabat dari pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Mereka menyebut, sama sekali tidak ada penanganan dari petugas medis.

Noviana mengatakan, baru-baru ini, ayahnya positif COVID-19 berdasarkan hasil antigen. Setelah diketahui positif COVID-19, pihak RSUP Kepri tidak mengantarkan ayahnya ke rumah.

"Waktu pergi ke rumah sakit, diantar oleh suami saya. Kemudian, pulang ke rumah diantar adik ipar saya. Ini 'kan beresiko," katanya.

Baca Juga:Kasus Vaksin Ilegal di Sumut, Satgas Covid Minta Masyarakat Lebih Hati-hati

Bahkan, ada miskoordinasi antara RSUP Kepri dengan Dinkes Tanjungpinang saat akan tes usap PCR. Noviana sempat bersitegang dengan salah seorang pejabat di Dinkes Tanjungpinang lantaran disuruh mengambil hasil pemeriksaan di RSUP Kepri.

"Kenapa harus saya yang mengambil? Saya 'kan harus isolasi, karena kontak erat dengan ayah saya," ucapnya.

Setelah beradu argumen, Noviana lantas meminta bantuan berbagai pihak, dan dilakukan tes usap PCR. Hasil tes PCR pun diketahui setelah sepekan dan hasilnya positif. Kemudian baru dilakukan tes usap terhadap anggota keluarga lainnya.

"Ada empat orang anggota keluarga kami yang positif COVID-19," katanya.

Adik ipar dari Noviana dalam kondisi positif COVID-19 sempat bekerja. Perusahaannya tidakn memberikan ijin lebih dari tiga hari kalau tidak ada bukti bahwa dirinya positif COVID-19.

Setelah bekerja berhari-hari, baru diperoleh informasi dari Dinkes Tanjungpinang bahwa dirinya positif COVID-19 sehingga melakukan isolasi mandiri.

"Kami mohon kepada pemerintah daerah untuk memperbaiki pelayanan dalam penanganan COVID-19. Kasihan pasien dan keluarganya," ujarnya.

Menanggapi hal ini Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Susi Pitriana menyebut, hasil tes PCR memang baru rilis seminggu usai tes karena banyaknya pemeriksaan.

"Kami berupaya memberi pelayanan yang maksimal kepada pasien dan keluarga pasien," katanya. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini