Klaim Tak Kejar Amplop, Yahya Waloni Ternyata Pernah Minta Tambah Honor

Kalau soal berdakwah, saya mau bukan urusan amplop. Soalnya amplop di sana, pas jadi kafir dulu (sebagai pendeta) nilainya lebih besar, ujar Yahya Waloni.

M Nurhadi
Jum'at, 12 Maret 2021 | 20:36 WIB
Klaim Tak Kejar Amplop, Yahya Waloni Ternyata Pernah Minta Tambah Honor
Tangkapan layar Ustaz Yahya Waloni. [Youtube/Kanal Info at]

SuaraBatam.id - Pendakwah yang belakangan kian viral, Ustaz Yahya Waloni kembali disorot setelah menyebut bayaran saat menjadi pendeta jauh lebih besar saat ia berdakwah ketika jadi mualaf.

Merujuk pada video viral ‘Kalau Ngejar Isi Amplop, Waktu Pendeta Lebih Besar’ di saluran Youtube Termometer Islam, Ustaz Yahya Waloni mengatakan bila ia mencari uang dari berdakwah maka jadi pendeta saja lantaran bayaran yang diterima jauh lebih besar.

Meski demikian, ia mengaku tidak menyesal pindah agama karena menurutnya berceramah bukan untuk memperkaya diri, melainkan untuk menebar kebaikan kepada seluruh pendengar dan jamaahnya.

“Kalau soal berdakwah, saya mau bukan urusan amplop. Soalnya amplop di sana, pas jadi kafir dulu (sebagai pendeta) nilainya lebih besar,” ujar Yahya Waloni, dikutip dari Hops.id (jaringan Suara.com) Jumat (12/3/2021).

Baca Juga:Ulang Tahun ke 25, Cewek Ini Pilih Cara Unik untuk Merayakannya

Namun, menariknya perkataaannya tersebut berbeda dengan video viral yang memperlihatkan dirinya tengah jadi pembicara beberapa saat lalu.

Dalam video itu, terlihat Yahya Waloni berhenti ceramah lantaran waktu baginya untuk berceramah telah habis. Ia lantas enggan melanjutkan. Namun, ia menyinggung perkara bayaran bila harus melanjutkan.

“Ini sudah lewat waktunya (untuk ceramah). Karena dikasih waktu satu jam setengah. Saya berhenti pas satu jam setengah. Dah, sudah jam sembilan. Jangan ditambah (waktunya), konsisten. Konsisten," ujar dia dalam video itu.

“Kalaupun mau ditambah, maka honornya harus (naik),” sambungnya.

Pria yang diketahui juga memiliki nama Yopie Waloni ini adalah penceramah kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 50 tahun silam. Sebelum menjadi mualaf, ia mengaku sebagai seorang pendeta.

Baca Juga:Anak Rendam HP hingga Laptop di Ember, Sikap Sang Ibu Disorot

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini