SuaraBatam.id - Arab Saudi mengumumkan akan melakukan pemotongan produksinya, imbasnya harga minyak dunia langsung meroket ke level tertingginya.
Mengutip CNBC, Kamis (7/1/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat 70 sen, atau 1,3 persen, menjadi 54,30 dolar AS per barel, di awal sesi, harga Brent menembus 54,73 dolar AS per barel, level yang tidak terlihat sejak 26 Februari 2020.
Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, ditutup melambung 70 sen atau 1,4 persen, menjadi 50,63 dolar AS per barel.
Kontrak tersebut sempat menyentuh 50,94 dolar AS per barel, tingkat tertinggi sejak akhir Februari.
Baca Juga:Harga Minyak Dunia Meroket 5 Persen Imbas Rencana Pemangkasan Produksi
Kedua kontrak memangkas keuntungan setelah perdagangan pasca-settlement karena kerusuhan di Washington mengambil alih berita fundamental yang bullish.
Pendukung Trump menyambangi Capitol Amerika ketika Wakil Presiden Mike Pence menolak permintaan Trump untuk membatalkan kekalahannya dari kandidat Partai Demokrat, Joe Biden, dan pemimpin Senat Partai Republik mengecam upaya di Kongres untuk membatalkan hasil pemilu.
Selama sesi tersebut, pasar menanggapi penurunan stok minyak mentah Amerika dan rencana pengurangan produksi Arab Saudi.
Stok minyak mentah Amerika turun tajam sementara persediaan bahan bakar meningkat dan tahun 2020 berakhir dengan penurunan tajam dalam permintaan secara keseluruhan akibat pandemi virus corona.
Penurunan stok minyak mentah terjadi pada akhir tahun, ketika perusahaan energi mengeluarkan minyak dari penyimpanan untuk menghindari tagihan pajak yang sangat besar.
Baca Juga:Arab Saudi Pangkas Produksi, Harga Minyak Dunia Meroket 5 Persen