Petani Ini Gunakan Orang-orangan Sawah Untuk Lawan Covid-19, Kok Bisa?

"Ini adalah takhayul kuno kita untuk mendirikan Ting Mong saat ada penyakit berbahaya atau untuk mencegah kejahatan, ujar Sok Chany,

M Nurhadi
Rabu, 14 Oktober 2020 | 06:58 WIB
Petani Ini Gunakan Orang-orangan Sawah Untuk Lawan Covid-19, Kok Bisa?
Ilustrasi orang-orangan sawah (Unsplash/Bunny Wong)

SuaraBatam.id - Sejumlah petani di Kamboja membuat orang-orangan sawah di depan rumah mereka masing-masing karena percaya benda tersebut bisa menangkal wabah virus corona.

Melansir Batamnews (jaringan Suara.com) yang disadur dari South China Morning Post, Minggu (11/10/2020), para "orang-orangan sawah" yang biasa diletakkan di sawah untuk menakuti burung itu nampak di depan rumah mereka.

Bahkan, benda tersebut diberi pakaian kemeja dan pot di kepala. Benda tersebut dikenal dengan istilah Ting Mong di Khmer, orang-orangan sawah yang dibuat dengan cukup kreatif sering muncul di desa-desa yang dilanda penyakit menular seperti demam berdarah atau diare yang ditularkan melalui air.

“Saya telah menyiapkan Ting Mong untuk mencegah virus corona dari mengancam keluarga saya, ini adalah takhayul kuno kita untuk mendirikan Ting Mong saat ada penyakit berbahaya atau untuk mencegah kejahatan,” ujar Sok Chany (45), seorang petani setempat.

Baca Juga:Positif Corona di Kalbar Tembus 1.311 Orang, 77 Persen Sembuh

Serupa dengan petani lainnya, ia juga memasang dua Ting Mong di depan rumah panggung kayunya di provinsi Kampong Cham, sekitar 110 kilometer timur laut ibu kota Phnom Penh. 

Mayoritas masyarakat Kamboja beragama Buddha dengan kepercayaan animisme yang kuat dalam kehidupan sehari-hari. Mereka percaya bahwa roh bisa terikat pada tempat, binatang, dan benda.

Penggunaan Ting Mong dimaksudkan untuk mengusir roh jahat yang mingin menyerang sebuah keluarga dengan menyebarkan penyakit.

Salah satu desa bernama Trapeang Sla Sok Chany tidak semua warganye mengikat patung di depan rumah mereka. Beberapa dipakaikan seragam militer atau piyama bunga, sementara yang lain hanya memiliki tas boneka dengan kacamata hitam bertengger di atasnya.

Ton Pheang, salah seorang petani di desa itu memasangkan kemeja tua dengan warna yang mencolok, dan bahkan sebuah helm di kepalanya.

Baca Juga:Tambah 134 Pasien, 9.015 Orang di Sumut Sembuh dari Corona

“Ini Ting Mong yang kedua, sebelumnya yang pertama pecah,” ujar pria 55 tahun, sembari menyebut orang-orangan sawahnya telah berjaga di bawah terik matahari dan hujan sejak April lalu.

“Kami baik-baik saja sejak wabah, saya akan terus membiarkannya selama Covid-19 masih ada,” tambahnya.

Tercatat ada 283 kasus infeksi Covid-19 di Kamboja tanpa ada kematian. Sejumlah kalangan mengatakan jumlah yang rendah itu disebabkan kurangnya tes Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini