Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Rabu, 15 November 2023 | 22:18 WIB
Ilustrasi palestina (Freepik)

SuaraBatam.id - Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan Singapura (ICA) pada Rabu (15/11) melarang pelancong untuk memamerkan barang-barang terkait konflik Israel-Palestina.

Melansir todayonlie, ICA menyebut langkah-langkah itu dilakukan karena isu di Timur Tengah sangat sensitif.

"Semua pelancong yang menggunakan pos pemeriksaan kami juga disarankan untuk tidak menunjukkan atau mengenakan artikel yang berkaitan dengan konflik Israel-Hamas di depan umum, mengingat sensitivitas yang meningkat," tambah ICA.

Kementerian Dalam Negeri sebelumnya telah mengatakan bahwa "menampilkan lambang negara asing di depan umum tanpa izin merupakan pelanggaran di bawah Undang-Undang Lambang Negara Asing (Kontrol Tampilan) 1949".

Baca Juga: Pasang Kamera di Toilet Asrama, Mahasiswa NUS Singapura Intip Perempuan Mandi

Pelanggaran ini dapat dihukum dengan hukuman penjara hingga enam bulan, denda hingga S$500 (US$370) atau keduanya.

ICA melaporkan lalu lintas pelancong ke negara itu akan padat selama periode liburan sekolah dari 16 November hingga 2 Januari, terutama untuk dua pos pemeriksaan di Woodlands dan Tuas.

"Para pelancong yang melakukan pemeriksaan imigrasi dengan mobil mungkin harus menunggu hingga tiga jam sebelum mereka melewati pemeriksaan imigrasi selama periode puncak," kata ICA.

ICA mencatat bahwa selama akhir pekan panjang Deepavali baru-baru ini dari tanggal 10 hingga 13 November, terjadi lalu lintas padat yang terus menerus di pos pemeriksaan darat di perbatasan dengan Malaysia, dengan lebih dari 1,53 juta penyeberangan.

"Ini melebihi volume pelancong yang menyeberang selama akhir pekan panjang Hari Buruh dan Hari Raya Waisak tahun ini," tambahnya.

Baca Juga: Angkatan Udara Singapura Berbagi Taktik Perang dalam Latihan Bersama TNI di Pekanbaru

Load More