Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Rabu, 08 November 2023 | 10:41 WIB
Iluustrasi (Unsplash/Christian Nielebock)

SuaraBatam.id - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tanjungpinang, Riono, mengatakan, pihaknya menerima laporan seorang warga, Handoko bahwa sumur rumahnya tercemar minyak tanggal 28 Oktober 2023.

Ia kemudian mencoba menelusuri penyebab sumur berminyak tersebut yang ternyata mengenai sejumlah rumah warga di Gang Nila, Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Tanjungpinang Barat.

Lebih kurang ada sembilan rumah warga yang air sumurnya bercampur minyak, ditambah masjid dan sumur umum di sekitar perumahan Gang Nila.

"Saat itu, kita langsung turun ke lokasi kejadian yang dilaporkan, yaitu rumah Pak Handoko," kata Riono di Tanjungpinang, Selasa.

Baca Juga: Fix Turun! Segini Harga BBM Pertamina Non Subisi Setelah Alami Penurunan

Lanjut Riono, tim DLH Tanjungpinang telah mengambil sampel air sumur bercampur minyak di rumah Handoko. Dari hasil pengamatan, warnanya memang pekat dan berbau khas BBM.

Namun demikian, Riono belum dapat menyimpulkan jenis minyak tersebut karena harus dicek di laboratorium.

"Tapi paling parah di rumah Pak Handoko, warna airnya pekat dan berbau BBM. Kalau rumah warga lainnya cuma airnya yang berbau BBM, tapi warnanya biasa saja," katanya.

Kecurigaan dari tangki SPBU PT. BAB

Sementara, Ketua RT03/RW14, Kelurahan Tanjungpinang Barat, Hendra Kusuma, menyatakan kejadian sumur warga tercemar limbah BBM itu pertama kali terjadi pada tahun 2018.

Baca Juga: Intip Besaran Harga BBM Pertamina Non Subsidi yang Kembali Turun

Warga sempat menduga pencemaran itu akibat kebocoran tangki SPBU PT. BAB di Jalan Soekarno Hatta yang jaraknya sekitar 130 meter dari rumah warga sekitarnya. Lalu peristiwa itu, juga dilaporkan kepada DLH Tanjungpinang.

"Saat itu DLH dan SPBU mengecek ke lapangan, tapi kata mereka tak ada terjadi kebocoran tangki BBM," ujar Hendra.

Hendra menambahkan sekitar sepekan terakhir, pencemaran limbah minyak di sumur warga Gang Nila kembali terjadi. Bahkan kondisinya lebih parah dibanding 2018 yang cuma beraroma minyak, karena saat ini air sumur warga sudah berwarna campuran biru dan hitam pekat.

Sementara Riono belum bisa memastikan terhadap dugaan kebocoran tangki BBM di SPBU PT. Bintan Anugerah Bersama (BAB) yang berada tak jauh dari lokasi rumah warga tercemar limbah minyak tersebut.

Namun, kata dia sudah diadakan rapat internal dan rapat lintas sektoral termasuk melibatkan pihak SPBU PT. BAB dan PT Pertamina sudah digelar untuk membahas pencemaran limbah minyak di sumur warga Gang Nila.

Dari rapat itu, dihasilkan beberapa kesepakatan antara lain akan dilakukan pengukuran bersama isi volume BBM di SPBU PT. BAB pada malam hari, di mana semua tangki akan diisi penuh BBM lalu disegel hingga pagi hari.

"Besok paginya segel itu dibuka lagi yang ikut disaksikan warga. Kita akan melihat apakah volume BBM berkurang atau tidak, kalau berkurang kemungkinan ada indikasi kebocoran tangki di SPBU PT. BAB," ujar Riono.

Kemudian, akan dibuat sumur pantau di luar bunker atau tempat penyimpanan tangki BBM yang ada di SPBU PT. BAB. Sehingga, apabila ada kebocoran pasti akan terlihat.

Selanjutnya, Pertamina akan memfasilitasi pengujian kualitas air sumur warga di Gang Nila. Termasuk kandungan BBM yang mencemari rumah warga di sekitarnya.

"Karena labor DLH terbatas, maka Pertamina siap membantu pengujian air dan minyak, apalagi pengujiannya dilakukan di Bintan yang relatif dekat dan berada satu daratan," ucap Riono. [antara]

Load More