
SuaraBatam.id - Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tanjungpinang tercatat ada 16 titik banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu sejak Jumat (3/3).
Sedangkan di Kabupaten Bintan, sedikitnya ada empat kecamatan setempat di kepung banjir, bahkan jalan Lintas Barat di kilometer 51 hampir amblas akibat cuaca ekstrem.
Hingga saat ini, Sabtu sore curah hujan dengan intensitas sedang - lebat masih terus melanda Pulau Bintan.
Stasiun BMKG Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), memperingatkan warga bahwa cuaca ekstrem hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di Pulau Bintan.
Diprakirakan berlangsung tanggal 7 Maret 2023.
"Waspadai juga potensi gelombang tinggi di perairan Utara-Timur Pulau Bintan yang dapat mencapai 3,5 meter," kata Prakirawan BMKG Tanjungpinang Hayu Nur Mahron, Sabtu.
Menurutnya, penyebab cuaca ekstrem di Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan (Pulau Bintan) saat ini dipicu adanya borneo vortex di Selat Karimata, sehingga menyebabkan adanya belokan angin dan perlambatan massa udara di wilayah Pulau Bintan dan sekitarnya.
Fenomena itu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.
Selain itu, kata dia, adanya gangguan berupa gelombang ekuatorial kelvin dan rossby yang aktif di sekitar Pulau Bintan juga turut menyebabkan peningkatan aktivitas pertumbuhan awan hujan di daerah itu.
Baca Juga: Jalan Trans Barelang Amblas karena Hujan Deras, 14 Rumah Jadi Terendam Banjir
"Oleh karena itu beberapa hari terakhir hingga diprediksi sampai tanggal 7 Maret 2023 frekuensi hujan di Pulau Bintan tinggi," ungkapnya.
Hayu lebih lanjut menyampaikan imbauan kepada seluruh warga Pulau Bintan agar selalu waspada terhadap adanya potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang, akibat adanya potensi pertumbuhan awan cumulonimbus selama tiga hari ke depan.
Selain itu pihaknya turut mengimbau warga mewaspadai gelombang laut tinggi di Perairan Utara-Timur Pulau Bintan, khususnya masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir maupun operator kapal, sekaligus pengguna jasa transportasi laut.
"Waspada timbulnya banjir atau genangan air akibat kondisi tanah yang sudah jenuh akibat curah hujan tinggi beberapa hari terakhir," ujar Hayu.[antara]
Berita Terkait
-
1.208 Titik Panas Terdeteksi di Sumatera, Riau Paling Banyak
-
Jeritan dari Tepi Setu Gunung Putri: Setiap Mendung, Kami Sudah Siap Mengungsi
-
Ancaman 'Bom Waktu' di Gunung Putri, Kades Ngamuk Setu Penyebab Banjir Diabaikan
-
KLH Ungkap Penyebab Banjir di Kawasan Puncak: Apa Sanksinya?
-
Cuaca Tak Bisa Diprediksi: Kemarau Basah, Petani Terjepit
Terpopuler
- Dirumorkan Bela Timnas Indonesia di Ronde 4, Leeds Bakal Usir Pascal Struijk
- Tak Perlu Naturalisasi, 4 Pemain Keturunan Jebolan Akademi Top Eropa Bisa Langsung Bela Timnas
- Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
- Erika Carlina Bikin Geger, Akui Hamil 9 Bulan di Luar Nikah: Ini Kesalahan Terbesarku
- 10 Rekomendasi Kulkas 2 Pintu Harga Rp1 Jutaan, Anti Bunga Es dan Hemat Listrik
Pilihan
-
12 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Kode Keras! Thijs Dallinga: Saya Tahu Situasi Timnas Sekarang
-
3 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 128 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Kisah Pangeran Arab "Sleeping Prince" Meninggal Dunia Usai 20 Tahun Koma
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
Terkini
-
BRI Ingatkan Nasabah Waspadai Phishing Demi Keamanan Transaksi Digital
-
BRImo SIP Padel League 2025: BRI Ajak Generasi Muda Aktif dan Terkoneksi
-
Apresiasi BRILiaN Way, Danantara: Transformasi Culture Perkuat Posisi BRI di Asia Tenggara
-
BRI Dukung Tim LKG Indonesia Berlaga di Gothia Cup, Piala Dunia Remaja
-
BRILiaN Way, Transformasi Culture Menuju One of The Most Profitable Bank in Southeast Asia