
SuaraBatam.id - Dalam beberapa dekade terakhir, masyarakat telah menempuh perjalanan panjang untuk memandang dan berbicara mengenai kesehatan mental.
Padahal, banyak di antara masyarakat yang mengalami gangguan mental.
Bahkan riset di Amerika Serikat menunjukkan 1 dari 5 orang dewasa disana hidup dengan kondisi kesehatan mental.
Banyak orang juga menjadi lebih terbuka untuk berbagi pengalaman pribadi mereka.
Tapi masih ada stigma seputar kesehatan mental. Faktanya, ini adalah stigma yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia yang hidup dengan kondisi kesehatan mental.
Stigma ini memengaruhi segalanya, mulai dari hubungan sosial dan peluang profesional mereka hingga cara mereka memandang diri mereka sendiri.
Lantas, bagaimana cara kita mengurangi stigma dan diskriminasi tentang kesehatan mental?
1. Pelajari Tentang Kesehatan Mental
Salah satu langkah terpenting untuk mengurangi stigma kesehatan mental adalah mempelajarinya lebih lanjut.
Baca Juga: Waspada! Stres Berkepanjangan Dapat Memicu Stroke
Mempelajari seperti apa kondisi kesehatan mental dan siapa yang dapat mereka pengaruhi dapat membantu mengurangi beberapa ketakutan, kesalahpahaman, dan penilaian di sekitar mereka.
2. Gunakan Kata-kata dengan Hati-hati
Ketika kita menggunakan kata-kata dengan asosiasi negatif, seperti "gila", kita berkontribusi pada penilaian dan stigmatisasi orang lain.
Mungkin perlu upaya untuk mengubah cara kita berbicara, tetapi ini dapat membantu mengurangi stigma yang dihadapi orang dengan kondisi kesehatan mental.
3. Ikut Serta dalam Kampanye
Banyak organisasi kesehatan mental membuat kampanye penggalangan dana untuk membantu meningkatkan kesadaran dan menyediakan dana untuk perawatan kesehatan mental.
Bahkan jika tidak dapat terlibat langsung, kampanye ini adalah cara yang bagus untuk mempelajari lebih lanjut tentang orang yang hidup dengan kondisi kesehatan mental.
4. Tak Malu Bercerita Kisahmu
Jika kamu adalah seseorang yang hidup dengan kondisi kesehatan mental, salah satu alat paling ampuh untuk mengurangi stigma adalah dengan membagikan kisahmu.
Dengan mendidik orang tentang bagaimana rasanya hidup dengan kondisi kesehatan mental, kita dapat membantu mengurangi kesalahpahaman dan penilaian yang dirasakan orang.
Kontributor : Maliana
Berita Terkait
-
Mengapa Gen Z Rentan Burnout? Ini Realita yang Jarang Disadari
-
Toxic Positivity: Ketika Bahagia Jadi Kewajiban, Bukan Pilihan
-
Mental Health Washing, Saat Empati Dijadikan Komoditas
-
Hamil di Luar Nikah? Tenang Ini Panduan Bijak Menghadapi dan Mencari Solusi
-
Futsal dan Kesehatan Mental: Pelarian Positif di Tengah Tekanan Akademik
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
7 Sepatu Lari Murah 200 Ribuan untuk Pelajar: Olahraga Oke, buat Nongkrong Juga Kece
-
Masih Layak Beli Honda Jazz GK5 Bekas di 2025? Ini Review Lengkapnya
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
Terkini
-
Ajukan BRI Easy Card via Online, Nikmati E-Voucher Spesial Senilai Rp100 Ribu
-
Warga Batam Siap-siap! Listrik Padam 23-25 Juli 2025, Cek Wilayahmu
-
BRImo Catat Pertumbuhan Pengguna 21,2%, Capai 42,7 Juta Berkat Kemudahan Bertransaksi
-
Pinjol Ilegal Hantui Desa, BRI Siapkan Jurus Pamungkas Lewat Koperasi Merah Putih
-
Dividen Menggiurkan, Saham BBRI Jadi Primadona Setelah Program Kopdes Merah Putih Diluncurkan