Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Minggu, 16 Oktober 2022 | 09:00 WIB
Aparat keamanan menembakkan gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.)

SuaraBatam.id - Media Malaysia Harimau Malaya menilai pascatragedi Kanjuruhan, sepak bola Indonesia bergejolak.

Bahkan hingga muncul seruan agar Ketum PSSI mundur meski kemudian seolah mendapat pembelaan dari Shin Tae-yong.

Menurut media tersebut, Presiden Jokowi mesti lebih berhati-hati untuk memberikan keputusan sebab PSSI berada di bawah naungan FIFA. Karenanya, pemerintah tak bisa intervensi agar terhindar dari hukuman.

"Jokowi juga perlu berhati-hati dalam memberikan pernyataan terutama terkait dengan administrasi PSSI itu sendiri karena jika ada intervensi pemerintah di badan sepak bola, FIFA tidak akan segan-segan untuk melarang Indonesia mengikuti turnamen sepak bola mana pun," tulis Harimau Malaya, dikutip Sabtu (15/10/2022).

Baca Juga: Berharap Tragedi Kanjuruhan Jadi yang Terakhir, Markus Horison Minta Semua Pihak Evaluasi Diri

Lebih lanjut, media itu meminta Indonesia untuk mencontoh India yang sempat mendapat hukuman pembekuan hak administratif dari FIFA.

Federasi Sepak Bola India (AIFF) pernah dianggap melanggar statuta FIFA setelah ada intervensi dari pihak ketiga saat proses pemilihan ketua umum federasi. Beruntung, tak berselang lama, hukumam itu pun dicabut.

"Indonesia perlu mengambil contoh dari apa yang terjadi di India ketika FIFA membekukan negara itu ketika ada campur tangan dari pemerintah," pungkasnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang buka suara terkait ancaman mundur Shin Tae-yong dari jabatan kursi pelatih Timnas Indonesia.

Shin Tae-yong mengaku akan ikut mundur andai Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mundur sebagai pertanggungjawaban moral atas Tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga: 5 Skandal yang Menggemparkan Jagat Sepak Bola, di Antaranya Ronaldo Kencani Waria

Terkait hal itu, Presiden Jokowi meminta isu tersebut untuk tidak meluas ke mana-mana terlebih dahulu.

Sebab, orang nomor satu di Indonesia itu akan mengkaji hasil laporan dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan sebelum memberikan keputusan lebih lanjut.

Load More