Eliza Gusmeri
Jum'at, 14 Oktober 2022 | 16:45 WIB
Ilustrasi KDRT (Freepik/kamranaydinov)

Mereka tidak mencari solusi untuk kekhawatiran 'Dapatkah suatu hubungan diselamatkan setelah KDRT' karena para korban membuat rencana keamanan untuk meninggalkan hubungan tersebut.

Yang lain memperingatkan KDRT bersifat siklus, yang berarti itu adalah pola kekerasan yang berulang. Siklus dimulai dengan ancaman bahaya dari pelaku, diikuti oleh ledakan kekerasan di mana pelaku secara fisik atau verbal menyerang korban.

Setelah itu, pelaku akan mengungkapkan penyesalan, berjanji untuk berubah, dan bahkan mungkin menawarkan hadiah.

Artinya, jika memilih kembali setelah KDRT, pelaku kekerasan mungkin berjanji untuk berubah, tetapi ada kemungkinan mengalami kembali ke siklus KDRT yang sama.

Meskipun terjebak dalam lingkaran KDRT adalah kenyataan bagi banyak korban, ini tidak berarti tetap bersama setelah KDRT tidak mungkin dilakukan dalam setiap situasi.

Misalnya, terkadang kekerasan dalam rumah tangga begitu parah dan berbahaya bagi korban sehingga tidak ada pilihan selain pergi.

Namun, ada situasi lain di mana mungkin ada satu tindakan kekerasan, dan dengan perawatan yang tepat dan dukungan masyarakat, para korban dapat pulih.

Kontributor : Maliana

Baca Juga: Isa Zega Temui Rizky Billar dan Lesti Kejora di Polres Jaksel: Mereka Akur

Load More